Cerita Mang Epen Tetap Semangat Jualan Arum Manis Meski jadi Korban Penodongan di Bogor
Efendi, nama asli Mang Epen, tetap berjualan arum manis di Jalan Salak, Kota Bogor. Meski sempat menjadi korban penodongan namun dirinya tetap jualan
TRIBUNJAMBI.COM, BOGOR TENGAH - Efendi, nama asli Mang Epen, tetap berjualan arum manis di Jalan Salak, Kota Bogor.
Meski sempat menjadi korban penodongan namun dirinya tetap semangat berjualan.
Semangat Mang Epen masih tetap menggebu meski sempat menjadi korban penodongan.Mang Epen menjadi korban penodongan pada Rabu (9/6/2021).
Peristiwa yang dialami Mang Epen pun viral setelah seorang pengguna jalan memposting di Instagram.
Ditemui TribunnewsBogor.com Selasa (15/6/2021) Mang Epet bercerita peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB.
Seorang penjual arum manis di Jalan Salak Mang Epen menjadi korban penodongan pada Kamis (10/6/2021) kemarin. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)
Baca juga: Ketagihan Konsumsi Minuman Keras Mantan Satpam di Kota Jambi Nekat Mencuri di Alfamart dan Indomaret
Ketika itu Ia baru saja keluar rumah akan berdagang.
Sambil memikul dagangan rambut neneknya atau arum manis Mang Epen berjalan melintasi Jalan Kumbang hingga Jalan Salak.
Namun sesampainya di trafick light simpang Jalan Salak Mang Epen dihampiri dua orang yang berboncengan dengan satu sepeda motor.
"Dikira mah mau beli taunya nanya identitas, hanphone dan uang, bapak bilang enggak bawa identis terus dianya maksa ngaku anggota, enggak lama langsung diambil handphone Samsung baru beli sama uang Rp.200 ribu," katanya.
Baca juga: Djoko Tjanda Berpeluang Dapat Diskon Setelah Hukuman Jaksa Pinangki Disunat Pengadilan Tinggi DKI
Meski pagi itu Ia menjadi korban penodongan namun Mang Epen tak gentar dan tidak patah semangat untuk tetap ihtiar mencari nafkah.
"Iya khawatirnya mah ngancam gitu, tapi ya pasrahin aja, sambil usaha terus, bapak juga pas kejadian masih terus dagang," katanya.
Mang Epen bercerita saat peristiwa itu teejadi seharian penuh dagangannya pun hanya laku tiga bungkus.
Meski demikian Ia tetap mensyukuri hasil yang didapat.
"Cuma dapat tiga plastik, Rp30ribu soalnya kan satu plastik Rp10ribu, biasanya ada yang nawar ini yang nawar juga enggak ada, dari jam 7 sampai jam 5 sore itu tetap cuma dapat Rp30ribu, tapi alhamdulillah," katanya.