Berita Internasional
RIBUT-Ribut AS dan China Kembali Memanas, Pejabat Negara Masing-masing Saling Melontarkan Kecaman
Dalam pembicaraan itu, Blinken pun memperbarui tekanan AS terhadap China atas asal mula pandemi yang telah menewaskan lebih dari 3,7 juta orang
TRIBUNJAMBI.COM - Konfik antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali makin memanas.
Kedua negara kuat itu saling beradu kecaman setelah AS kembali menekan lagi Beijing tentang asal usul Covid-19, isu Taiwan dan hak asasi manusia.
Tekanan itu pun dilontarkan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok 7 (G7)
KTT G7 ini adalah debut internasional Presiden AS Joe Biden di KTT G7.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken turut berbicara melalui telepon dengan pejabat senior China Yang Jiechi.
Dalam pembicaraan itu, Blinken pun memperbarui tekanan AS terhadap China atas asal mula pandemi yang telah menewaskan lebih dari 3,7 juta orang di dunia.
Blinken juga menekankan soal pentingnya kerja sama dan transparansi mengenai asal usul virus corona, termasuk mengizinkan pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali ke China.
Demikian pula juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam sebuah pernyataan yang dikutip Channel News Asia.
Biden pun telah memerintahkan intelijen AS untuk terus melaporkan kembali pada akhir Agustus tahun lalu apakah Covid-19, yang pertama kali terdeteksi pada akhir 2019 di kota Wuhan, muncul dari sumber hewan atau kecelakaan laboratorium.
Teori dari asal usul virus Covid-19 dari laboratorium Wuhan juga telah membuat marah China, yang telah berusaha mengubah citra dirinya itu di mata dunia bukan sebagai negara yang gagal menghentikan virus, tetapi juga sebagai model tentang cara mengatasinya.
Baca juga: China Bisa Buat Jepang Bertekuk Lutut dengan Cara Ini, Negeri Sakura Kini Mulai Kelabakan
Baca juga: Kapal Perang China Bisa Mudah Ditenggelamkan Taiwan dengan Senjata Rahasia Ini yang Bernama Guojun
Baca juga: Taiwan Dalam Ancaman China, Tiongkok Sebar Poster Bergambar Serangan Mengerikan Beijing
Seorang anggota senior Politbiro China, bernama Yang, telah lama memimpin dalam penanganan Beijing terhadap Amerika Serikat.
Dirinya mengecam Washington ketika Biden akan bertemu dengan para pemimpin dari negara-negara G7 lainnya yakni Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang.
"Multilateralisme sejati bukanlah multilateralisme semu yang didasarkan pada kepentingan kalangan kecil," ujar Yang kepada Blinken.
"Satu-satunya multilateralisme sejati adalah yang didasarkan pada prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional," ujar Yang.

Yang juga menuduh AS yang munafik terhadap hak asasi manusia ketika Blinken telah menekan apa yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida terhadap orang Uyghur dan sebagian besar muslim Turki lainnya yang dipenjara di kamp-kamp.