Remaja ini Sebut Orangtuanya Mengetahui Dirinya Menjadi Wanita Malam: Mama Tahu Kok

"didapati dua orang perempuan yang diduga melakukan praktik prostitusi. Mereka baru lulus. Keduanya menjajakan diri melalui aplikasi chat online. Kedu

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
Ilustrasi PSK 

TRIBUNJAMBI.COM - Kasatpol PP Kota Tangerang, Agus Henra mengatakan sebelum melakukan penggerebekan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat.

Kemudian timnya melakukan penggerebekan pada Kamis (10/6/2021) malam.

Benar saja, di dalam kamar hotel ditemukan 2 ABG perempuan yang diduga melakukan prostitusi.

Agus mengatakan, kedua ABG itu ternyata baru lulus SMA.

"didapati dua orang perempuan yang diduga melakukan praktik prostitusi. Mereka baru lulus. Keduanya menjajakan diri melalui aplikasi chat online. Keduanya baru pertama kali ketangkep sama kita," ujarnya.

Baca juga: Cara Nonton EURO 2020 Secara Live Streaming di RCTI, MNC TV, Inews hingga Mola TV, Bisa Lewat HP

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Belanda vs Ukraina, Lengkap dengan Link Live Streamingnya

Baca juga: Daftar Formasi CPNS-PPPK 2021 di Kemenkumham, 4.500 Kuota Dibutuhkan, Mulai Dokter hingga Perawat

Keduanya dibawa ke Dinas Sosial untuk pembinaan.

Mengaku jadi tulang punggung keluarga

Gadis ABG itu mengaku menjadi tulang punggung keluarga dengan menjadikan dirinya sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).

Novi, bukan nama sebenarnya terjaring Satpol PP di sebuah hotel di kawasan Kecamatan Tangerang saat sedang malayani tamunya, Kamis (10/6/2021).

Saat diamakan Satpol PP Kota Tangerang, Novi terlihat santai.

Bahkan saat petugas hendak menelpon orangtuanya, Novi tak terlihat panik.

Novi mengatakan, ibunya sudah mengetahui profesinya menjadi wanita malam.

"sudah telepon saja enggak apa-apa kok. Mama tahu kok saya kerjaannya begini," kata Novi yang merupakan warga Kabupaten Tangerang.

Novi bercerita kepada petugas terpaksa menjajakan dirinya di hotel karena terhimpit ekonomi menjadi alasan utama Novi terjerumus ke bisnis lendir.

Terlebih orang tuanya juga sudah berpisah sejak lama.

"Orang tua sudah cerai, saya jadi tulang punggung keluarga gantiin ayah. Bayar makan, listrik, sama kebutuhan lain," jelas Novi.

Diceritakan Novi, hasil uang yang didapat dari menjajakan diri hampir seluruhnya dikirimkan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah.

Ia mengaku hanya mengambil uang untuk makan dan jajan saja.

"Cuma ambil buat jajan sama makan aja, sisanya dikirim semua. Boro-boro untuk foya-foya," ujar Novi.

Disisi lain, Novi mengaku baru beberapa pekan menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial tersebut lantaran terjebak dalam pergaulan bebas yang membuatnya kehilangan keperawanannya.

Berbeda dengan Novi, rekannya yang juga ikut terjaring razia saat itu terlihat ketakutan.

Adalah Yuni, bukan nama sebenarnya merengek ke petugas agar tidak menghubungi orang tuanya.

Yuni mengaku terpaksa menjadi PSK melalui aplikasi kencan lantaran masalah perut.

Terlebih pasca dinyatakan lulus dari salah satu SMA swasta di Kota Tangerang tahun ini, dirinya belum juga mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.

"Lagi kayak gini bagaimana saya mau cari kerja. Ijazah saja saya belum ada baru lulus tahun ini. Pak maaf tolong jangan telepon orang tua saya, nanti mereka marah kalau tau," pinta Yuni kepada petugas Satpol PP Kota Tangerang.

Kedua remaja cantik ini melakukan open Booking Out (BO) melalui aplikasi kencan MiChat dan tidak sungkan membeberkan tarif kencannya.

Keduanya mengaku mengenakan tarif Rp 500 ribu short time (sekali main), hingga 1 juta-an long time. Namun, keduanya mengaku bisa negosiasi. Tergantung kesepakatan.

"Saya menggunakan aplikasi MiChat, Pak. Biasanya 1 kali main tarifnya Rp 500 hingga Rp 800 ribu, Pak. Tapi kadang tergantung negosiasi," ucapnya.

Mereka mengaku belum lama ini melakukan open booking (BO) di sejumlah hotel.

Dibawa ke Dinas Sosial

Sementara, Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Iwan Syarifudin membenarkan kalau kegiatan penegakan perda tentang larangan prostitusi di Kota Tangerang.

"Betul kami amankan dua orang terduga pelaku open BO yang diduga menyewa kamar untuk digunakan sebagai sarang prostitusi mereka," ungkap Iwan.

Kedua wanita ABG itu dibawa ke Dinas Sosial Kota Tangerang untuk dilakukan pembinaan.

Besar harapan setelah dibina tidak akan tercebur lagi ke dunia prostitusi online.

"Kita melakukan pembinaan dengan mengirim mereka ke dinas sosial. Jadi hanya teguran dulu," jelas Iwan.

Untuk hotel yang disinyalir digunakan untuk sarana prostitusi pihaknya akan melakukan penyegelan terhadap unit kamar tersebut.

"Sudah disegel ya, ada dua kamar yang terbukti digunakan sebagai sarana prostitusi. Masih dalam pemeriksaan," pungkasnya.

Berita Terkait Lainnya

Sumber : TRIBUNJAKARTA

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved