Sejarah Indonesia
Kala Soeharto Temui Istri Cantik Soekarno dan Beri 3 Pilihan Ini saat Tragedi G30S PKI Pecah
Presiden Soekarno dikenal sebagai sosok pemimpin negara yang berkharismatik. Wajar banyak wanita yang terpesona dengannya.
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Soekarno dikenal sebagai sosok pemimpin negara yang berkharismatik. Wajar banyak wanita yang terpesona dengannya.
Satu diantaranya Ratna Sari Dewi atau Naoko Nemoto yang merupakan istri cantik Soekarno.
Meski kecantikannya digilai banyak pria, namun dia pun luluh dan setia mendampingi Sang Proklamator.
Ratna Sari Dewi merupakan istri Presiden Pertama RI Soekarno yang berasal dari Jepang.
Ratna Sari Dewi atau yang kerap dipanggil Dewi Soekarno itu diperistri Bung Karno pada tahun 1962.
Ratna Sari Dewi merupakan wanita asal Jepang yang kemudian diboyong Bung Karno ke Indonesia.

Tahukah Anda Naoko Nemoto ternyata pernah mempunyai peran jelang kejatuhan Soekarno dan mulai naiknya Soeharto menjadi penguasa Indonesia.
Naoko Nemoto atau Dewi Soekarno merupakan wanita diantara pergolakan politik jelang kejatuhan Soekarno.
Sebelum benar-benar 'dihabisi' oleh Soeharto, Dewi Soekarno sendiri sempat diperingatkan oleh Soeharto dan di diberi tiga pilihan demi kebaikan Soekarano.
Menurut penulis Jepang, Aiko Kurasawa, ada seorang perempuan Jepang yang hadir di tengah pergolakan politik dan limbungnya kekuasaan Soekarno pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang dikenal dengan tragedi G30 S PKI.
Namanya Ratna Sari Dewi, yang diperistri oleh Soekarno pada tahun 1962.
Baca juga: Cara Nonton EURO 2020 Secara Live Streaming di RCTI, MNC TV, Inews hingga Mola TV, Bisa Lewat HP
Baca juga: Jadwal Pertandingan Euro 2020 Nanti Malam, Diantaranya Wales Vs Swiss
Baca juga: Hasil EURO 2020 - Turki Menyerah 0-3 dari Italia di Olimpico, Gli Azzurri Mendominasi Pertandingan
Dalam bukunya yang berjudul Peristiwa 1965: Persepsi dan Sikap Jepang, Aiko pun menulis bahwa perempuan yang dikenal dengan nama Dewi Soekarno itu melakukan berbagai upaya rekonsiliasi antara Soekarno dan Angkatan Darat.
Ia pun rela pergi ke Jepang, untuk bertemu dengan Perdana Menteri Sato pada 6 Januari 1966 untuk meminta dukungan bagi Soekarno.
"Namun, saat itu, Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk berada di sisi Soeharto, dan secara bertahap meninggalkan Soekarno," kata Aiko dalam diskusi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Dalam periode tahun 1965, Jenderal M Jusuf pun pernah mendatangi Dewi sambil mengatakan bahwa dia diutus oleh Soeharto.