Kisah Militer RI

Apa Beda Jenderal Besar dan Jenderal Saja? Di Indonesia Soeharto dan 2 Sosok Ini Pemilik Pangkat Itu

Seperti yang dikutip Tribunjambi.com dari Wikipedia, Jenderal Besar merupakan pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang perwira TNI Angkatan

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
istimewa
Presiden Soeharto 

Dalam sejarah TNI, ada tiga perwira yang menyandang tanda kehormatan tersebut.

Ketiganya yakni Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar AH Nasution.

Lalu yang terakhir adalah Jenderal Besar Soeharto.

Soeharto saat dilantik jadi Presiden
Soeharto saat dilantik jadi Presiden (net)

Dalam perjalanan karirnya sebagai prajurit TNI, Soeharto telah melewati berbagai tugas dan operasi.

Mengutip dari laman TNI, awal karirnya dimulai sebagai siswa di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah, Pada 1 Juni 1940.

Setelah enam bulan menjalani latihan dasar, ia pun tamat sekolah militer sebagai lulusan terbaik dan juga menerima pangkat kopral.

Ia pun terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong serta resmi pula menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

Sebelumnya, saat Perang Dunia II berkecamuk pada 1942, ia pun dikirim ke Bandung untuk menjadi tentara cadangan di Markas Besar Angkatan Darat selama seminggu.

Setelah berpangkat sersan tentara KNIL, dia pun kemudian menjadi komandan peleton, komandan kompi di dalam militer yang juga disponsori Jepang yang dikenal sebagai tentara PETA, komandan resimen dengan pangkat mayor, dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.

Usai Perang Kemerdekaan berakhir, ia pun tetap menjadi Komandan Brigade Garuda Mataram dengan pangkat letnan kolonel kala itu.

Ia juga memimpin Brigade Garuda Mataram dalam operasi penumpasan pemberontakan Andi Azis di Sulawesi.

Kemudian, ia kembali ditunjuk sebagai Komadan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) Sektor Kota Makassar yang bertugas mengamankan kota dari gangguan eks KNIL/KL.

Presiden Soekarno menerima Batalyon 454 pada perayaan veteran pembebasan Irian Barat di Istana Negara, 19 Januari 1963. Di belakang Soekarno Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto dan Mayor Untung, komandan Batalyon 454.
Presiden Soekarno menerima Batalyon 454 pada perayaan veteran pembebasan Irian Barat di Istana Negara, 19 Januari 1963. Di belakang Soekarno Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto dan Mayor Untung, komandan Batalyon 454. (HISTORIA.ID)

Pada 1 Maret 1949, ia ikut serta dalam serangan umum yangberhasil menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam.

Inisiatif itu pun muncul atas saran Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada Panglima Besar Soedirman bahwa Brigade X pimpinan Letkol Soeharto segera melakukan serangan umum di Yogyakarta dan menduduki kota itu selama enam jam untuk membuktikan bahwa Republik Indonesia (RI) masih ada.

Pada usia sekitar 32 tahun, dirinya tugasnya dipindahkan ke Markas Divisi dan diangkat menjadi Komandan Resimen Infenteri 15 dengan pangkat letnan kolonel (1 Maret 1953).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved