Berita Kota Jambi

Suarakan Sampah Plastik Berkurang Dengan Gaya Hidup Bebas Sampah

Sampah selain membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia juga memberikan kerugian pada ekosistem darat dan juga ekosistem laut.

Penulis: Ade Setyawati | Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Andriyan Saputra 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Permasalahan lama yang terus menjadi masalah yaitu persoalan sampah plastik harus segera ditangani baik dengan masyarakat maupun pemerintah, yang di suarakan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Sampah merupakan persoalan utama yang harus di selesaikan bersama-sama khususnya sampah plastik yang semakin menumpuk karena memiliki sifat sulit terurai.

Sampah selain membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia juga memberikan kerugian pada ekosistem darat dan juga ekosistem laut.

Dalam lomba yang diikutinya Andriyan saputra yaitu Earth Ranger 2021 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang tergabung dalam Komunitas Pusat Kajian Sains, Layanan Produk Halal dan Sertifikat Haji serta Umroh dan juga sebagai Youthvolunteer UIN STS Jambi.

Lomba diadakan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tingkat nasional, dengan mengangkat tema Kontribusi Generasi Muda Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 Dalam Sektor Lingkungan.

Dalam kegiatan ini ia mengangkat judul tentang permasalahan yang menjadi masalah hingga saat ini yaitu Sampah Plastik Berkurang Dengan Gaya Hidup Bebas Sampah Dimasa Pandemi Covid-19.

"Semakin meningkatnya produksi sampah, khusunya sampah plastik, hal ini membuktikan bahwa penggunaan sampah plastik juga semakin meningkat seperti membawa makanan ke tempat wisata dengan plastik, melakukan pengiriman barang dengan plastik dan lain sebagainya," jelasnya.

"Jika hal ini tidak segera ditangani, maka dampak yang di rasakan dari sampah tersebut juga akan membahayakan, tidak hanya bagi hewan tetap juga bagi manusia," tambahnya.

Banyak cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menanggulangi sampah plastik, seperti penggunaan kantong biodegradable sebagai pengganti kantong plastik.

Tidak cukup hanya masyarakat tetapi juga harus ada peran dari pemerintah, agar pengurangan sampah dapat berjalan.

"Sebagai pengganti kantong plastik bisa menggunakan kantong biodegradable yang lebih ramah lingkungan. Kantong plastik ini diklaim dapat diuraikan dalam waktu 24 bulan, artinya memerlukan waktu yang sangat pendek jika dibandingkan dengan proses penguraian kantong plastik konvensional yang memerlukan waktu hingga 500 tahun untuk terurai," lanjutnya.

"Meskipun begitu, penggunaan kantong biodegradable ini juga belum terlalu efektif untuk mengurangi sampah, harus benar-benar ada tindakan untuk pengurangan itu," ucapnya.

Menciptakan kesadaran strategi pengembangan untuk mendidik konsumen menolak dan mengurangi penggunaan dari barang barang plastik sekali pakai, sedotan, botol plastik dan sejenisnya.

"Menurut penelitian yang terjadi dimasyrakat tingkat kesadaran masyrakat masih rendah, oleh karena itu diperlukan adanya edukasi warga untuk meningkatkan kesadaran tentang larangan penggunaan kantong plastik sebelum memperkenalkan larangan nasional," lanjutnya.

melakukan edukasi tentang gaya hidup tanpa sampah juga sanagat di perlukan, mengingat kesadaran masyarakat sangat rendah tentang sampah plastik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved