Menengok Ojek Perahu Ketek yang Menghubungkan Pasar Jambi dan Seberang Kota Jambi

Ahmad Musa, pria paruh baya berusia 45 tahun sesekali menatap panasnya matahari sambil menghisap sebatang rokok di atas perahu keteknya.

Penulis: Monang Widyoko | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Monang
Ojek Perahu Ketek yang menghubungkan Pasar Jambi dan Seberang Kota Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Matahari mulai terasa panas di Dermaga Angso Duo, Pasar Jambi, Kota Jambi, Selasa (8/6/2021) sekira pukul 10.00 WIB.

Ahmad Musa, pria paruh baya berusia 45 tahun sesekali menatap panasnya matahari sambil menghisap sebatang rokok di atas perahu keteknya.

Tak lama datang seorang ibu-ibu menanyakan ketek sudah mau jalan atau tidak padanya.

Dengan ramah Musa pun menjawab tunggu penumpang lain datang kepada ibu tersebut.

Ibu itu pun mencari tempat teduh untuk menunggu penumpang lainnya datang.

"Kalau penumpang cuma satu, rugi. Karena tarif cuma Rp 2 ribu - Rp 5 ribu tergantung jauh dan bawaan barangnya," ujar Musa kepada Tribun Jambi.

"Kecuali memang ada yang mau carter, satu orang dan mau bayar minimal Rp 15 ribu, itu baru langsung jalan," tambahnya.

Ojek ketek Musa yang menghubungkan Kota Jambi dengan Seberang Kota Jambi ini, setiap harinya mulai beroperasi sejak pukul 05.00 WIB.

Kemudian dirinya istirahat pada pukul 11.00-15.00 WIB. Selanjutnya kembali beroperasi lagi dan selesai pada pukul 18.00 WIB.

"Kalau waktu jalan itu tergantung dari tukang ojek keteknya, ada juga yang mulai dari siang. Ada juga yang jalan cuma pagi sampai siang. Karena beberapa dari kami ada yang punya usaha lain," jelasnya sambil mengelap keringat di dahinya.

Pria yang tinggal di daerah Kampung Tengah, Pelayangan, Seberang Kota Jambi ini berujar, setiap hari dirinya memiliki pendapatan yang tidak menentu.

Dalam sehari ia mendapatkan berkisar Rp 200 ribu - Rp 300 ribu per harinya.

"Itu tergantung yang mau ke pasar (penumpang) banyak apa sedikit. Kalau saya dan teman-teman lain biasanya yang bisa menolong dapat banyak itu, kalau ada yang bawa barang," katanya.

"Seperti orang Seberang yang punya warung dan beli grosiran di daerah Pasar ini. Bisa itu dapat Rp 30 ribu - Rp 50 ribu sekali jalan, tergantung jauhnya," jelasnya.

Pada masa pandemi Covid-19, dirinya memang merasakan penurunan pendapatan yang luar biasa.

Terlebih pada awal-awal pandemi 2020 lalu. Dikatakan Musa untuk dapatkan Rp 100 ribu dalam sehari itu sulit sekali.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved