BPJN Jambi Klaim Sudah Tambal 1.000 Lubang, Jalan Nasional Tetap Rusak Parah

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi hingga saat ini telah menutup lebih dari 1.000 lubang di jalan nasional.

Namun upaya ini belum bisa memaksimalkan kondisi jalan nasional secara keseluruhan.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi, Dedy Hariadi mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan penutupan 1.000 lebih lubang di jalan nasional yang ada di Provinsi Jambi.

Namun, lubang-lubang baru juga terus bermunculan di sepanjang jalan nasional.

Menurut Dedy, tingginya beban lalu lintas yang ada di jalan nasional menjadi penyebab utama berlubangnya jalan.

Khususnya beban dari kendaraan odol yang melintas di jalan nasional.

"Kita bisa melihat di beberapa kasus di mana sebagian ruas jalan nasional berlubang di sebagian lainnya lagi tidak. Khususnya di persimpangan yang ada pengatur lalu lintasnya. Di ruas yang berlubang itu banyak dilalui oleh kendaraan yang sedang membawa muatan, sementara di bagian lainnya sering dilalui kendaraan dalam kondisi kosong," ujarnya Minggu (24/8/2025).

Lebih lanjut ia mengatakan terjadinya lubang selain banyak dilalui oleh kendaraan bermuatan dan mobil odol juga karena muatan mati.

Yaitu kondisi kendaraan yang tidak dalam keadaan berjalan.

"Kalau mobil itu diam maka beban ke jalannya semakin besar, apalagi mobil tersebut dalam kondisi sedang ada muatan berat, bayangkan kalau yang berhenti itu mobil odol," ujarnya.

Di satu sisi, keterbatasan anggaran juga menjadi faktor penyebab jalan nasional belum bisa masuk kategori jalan mantap 100 persen.

Di mana pengerjaan yang dilakukan saat ini hanya bersifat tambal sulam, sedangkan untuk mendapatkan kualitas bagus harus dilakukan rehabilitasi jalan.

Baca juga: Polisi Bongkar Sarang Ganja di Cakung, Tangkap Kurir dengan BB 7 Kg: Remaja 21 Tahun

Baca juga: Celana Dalam yang Dibuang Pria Misterius di Warung Ayam Geprek Jambi Dibakar, Ini Alasannya

Baca juga: Keterbatasan Anggaran, Jalan Mantap Nasional di Jambi Tahun 2025 Diprediksi Hanya Capai 92 Persen