Rencana Menhan Beli Alutsista Rp 1.750 Triliun Bocor, DPR Minta Prabowo Jelaskan

Rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai Rp 1.750 triliun jadi sorotan

Editor: Teguh Suprayitno
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI/Kompas.com
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) bersama Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono (kiri) mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020). Rapat kerja tersebut membahas pengembangan kekuatan TNI, kapabilitas Bakamla, serta penguatan diplomasi di wilayah perairan Natuna. 

Ia mengatakan, peran PT TMI hanya menganalisa dan memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Baik itu pemerintah, pendidikan, maupun swasta dalam hal ToT.

Aji juga menegaskan bahwa tidak ada satu kontrak pun dari Kemenhan ke PT TMI.

"PT TMI tidak ditugaskan untuk pembelian atau pengadaan oleh Kementerian Pertahanan," ujar Aji dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu kemarin.

Ia juga menyampaikan, PT TMI dibentuk oleh Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan.

Dulunya adalah Yayasan Kesejahterahaan Pendidikan dan Perumahan di bawah Kemenhan.

Visi PT TMI adalah mewujudkan ToT yang berbobot, yang benar-benar berkualitas dari segi teknologi dan teknis.

Menurut dia, hehadiran PT TMI adalah untuk menjawab permasalahan ToT yang selama ini belum maksimal.

"Yang kerap kali disebabkan oleh beberapa prinsipal yang belum penuh dalam memberikan teknologinya kepada Indonesia," kata dia.

Harus ada penjelasan kuat

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Nasdem, Muhammad Farhan mengatakan, dalam pengadaan alutsista, banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama tentang arah kebijakan pertahanan nasional seperti Minimum Essential Force (MEF) yang berakhir pada 2024.

Menurut dia, usulan pengadaan melalui raperpres seharusnya dibarengi dengan penjelasan dan argumentasi yang kuat dari Kemenhan.

Selain itu, ia juga mempertanyakan kenapa Kemenhan tidak mengevaluasi MEF yang sudah ada.

"Harus ada kejelasan dengan konsep pengadaan alutsista ini. Problemnya selama ini tidak konsisten dengan konsep yang ada (MEF)," kata dia, dikutip dari Kompas.id, Kamis (3/6/2021).

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved