Tentara dan Polisi Timor Leste Ribut Besar dan Saling Serang Gegara Ini, 37 Tewas Akibat Rusuh
Tentara dan polisi di Timor Leste terlibat perseteruan hebat. Keduanya saling serang akibat konflik yang dipicu tumpang tindih tugas.
Tentara dan Polisi Timor Leste Ribut Besar dan Saling Serang Gegara Ini, Separuh Tentara Dipecat
TRIBUNJAMBI.COM - Tentara dan polisi di Timor Leste terlibat perseteruan hebat.
Keduanya saling serang akibat konflik yang dipicu tumpang tindih tugas yang diemban.
Itu terjadi ketika Timor Leste setelah empat tahun merdeka di tahun 2006.
Angkatan Pertahanan Timor-Leste atau Falintil-Forças de Defesa de Timor Leste (F-FDTL) memiliki tugas untuk melindungi Timor Lorosa'e dari ancaman luar.
Tapi ternyata F-DTL juga memiliki peran keamanan dalam negeri, yang kemudian bersinggungan dengan Policia Nacional de Timor Leste (PNTL).
Baca juga: Timor Leste Dalam Bahaya, Mendadak Lockdown, Ratusan Orang Dipaksa Pulang ke Indonesia, Ada Apa?
Baca juga: TNI-Polri dan KKB Papua Bertempur di Distrik Ilaga, Anak Buah Lekagak Talenggen Tewas Dijebol Peluru
Tumpang tindih ini telah menyebabkan ketegangan di antara badan-badan tersebut, yang diperburuk oleh moral yang buruk dan kurangnya disiplin di dalam F-FDTL dan PNTL.
Masalah F-FDTL memuncak pada tahun 2006 ketika hampir separuh pasukan dibubarkan menyusul protes atas diskriminasi dan kondisi yang buruk.
Pada bulan Januari 2006, 159 tentara dari sebagian besar unit di Falintil-Forças de Defesa de Timor Leste (F-FDTL) mengeluh dalam petisi kepada Presiden Xanana Gusmao.
Bahwa tentara dari timur negara itu menerima perlakuan yang lebih baik daripada bagian barat.

Para 'pemohon' hanya menerima tanggapan minimal, mereka kemudian meninggalkan barak mereka tiga minggu kemudian juga meninggalkan senjata mereka.
Ratusan tentara lainnya bergabung dengan mereka.
Pada 16 Maret komandan F-FDTL, Brigjen Taur Matan Ruak, membubarkan 594 tentara, yang jumlahnya hampir setengah dari angkatan.
Para prajurit yang diberhentikan tidak terbatas pada para pembuat petisi, dan termasuk sekitar 200 perwira serta pangkat lainnya.
Mereka terus menerus absen tanpa cuti pada bulan-bulan dan tahun-tahun sebelum Maret 2006.