Mesir Telibat Dalam Gencatan Senjata Hamas-Israel, Amerika, Uni Eropa dan PBB Ikut Mendukung
Pemerintah Mesir akan mengirimkan delegasi untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata Haams-Israel.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran global karena pertumpahan darah, Presiden AS Joe Biden pada Rabu (19/5/20210 mendesak Benjamin Netanyahu menurunkan serangan.
Saat bersamaan, Mesir, Qatar dan PBB berusaha untuk menengahi.

Biden menyampaikan pidato di Timur Tengah pada pukul 17:45 waktu Washington, kata Gedung Putih.
Hamas mengatakan gencatan senjata akan saling menguntungkan dan simultan".
"Perlawanan Palestina akan mematuhi perjanjian ini selama penjajah Israel melakukan hal yang sama," kata Taher Al-Nono, penasihat media untuk kepala Hamas Ismail Haniyeh, kepada Reuters, Jumat (21/5/2021).
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan Wilayah Palestina untuk bekerja demi menegakkan gencatan senjata, TV pemerintah Mesir melaporkan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, berkata:
"Dengan bantuan Tuhan, kami dapat mempermalukan musuh, entitasnya yang rapuh, dan pasukannya yang buas."
Dia mengancam akan menembakkan roket Hamas yang akan mencapai seluruh Israel.
Jika Israel melanggar gencatan senjata atau menghantam Jalur Gaza sebelum jam pelaksanaan gencatan senjata.
Serangan roket oleh Hamas dan sekutu Jihad Islam telah dilanjutkan setelah jeda delapan jam sebelumnya pada hari Kamis (20/5/2021).
Karena Israel terus membalukan penembakan yang dikatakan bertujuan menghancurkan kemampuan militer faksi dan mencegah konfrontasi di masa depan setelah konflik saat ini.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan serangan Gaza telah menghasilkan keuntungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sejak pertempuran dimulai 10 Mei 2021, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina tewas.
Termasuk 65 anak-anak dan lebih dari 1.900 terluka dalam seranga udara.
