Berita Internasional

Perang China Vs AS Diprediksi Bukan Terjadi di Laut Melainkan di Darat, Lokasi Ini Wajib Diwaspadai

Seperti yang diketahui China dan Amerika Serikat (AS) sempat membuat Laut China Selatan memanas selama beberapa waktu belakangan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
US ARMY/JOY DULEN VIA SOSOK.ID
Ilustrasi- Tentara Amerika Serikat 

TRIBUNJAMBI.COM - Laut China Selatan selalu digadang-gadang menjadi arena pertempuran China dan Amerika Serikat bila kedua negara ini bentrok di laut sengketa itu.

Seperti yang diketahui China dan Amerika Serikat (AS) sempat membuat Laut China Selatan memanas selama beberapa waktu belakangan.

Bahkan, negara-negara di sekitar Laut China Selatan sampai dibuat ketar-ketir akan terjadinya adu kekuatan militer dari dua negara adidaya itu di kawasan tersebut.

Tapi kini, konflik antara China dan AS di Laut China Selatan seolah sudah mereda dngan seiring berjalannya waktu.

Kapal Induk US Navy bersama grup tempur saat memasuki Laut China Selatan.
Kapal Induk US Navy bersama grup tempur saat memasuki Laut China Selatan. (24h)

Hanya China diketahui semakin aktif mennggelar latihan militer di perairan yang banyak disengketakan dengan negara-negara di ASEAN itu.

AS juga beberapa kali dikabarkan masih kepergok mengintai latihan militer yang digelar Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

Dengan demikian, apakah artinya konflik di antara China dan AS sudah mereda dan tak akan terjadi peperangan di masa akan datang?

Rupanya tidak, konflik China dan AS diprediksi akan beralih lokasi ke medan darat dan bukan laut.

Afrika juga bisa menjadi lokasi potensial untuk perang darat antara China dan AS dalam waktu dekat, para ahli memperingatkan.

Melansir dari Express.co.uk, Jumat (7/5/2021), Beijing juga sedang berusaha untuk memperluas pengaruhnya di Afrika melalui sarana ekonomi dan militer.

Seperti diketahui, China pun terus memproyeksikan kekuatannya di seluruh dunia.

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Qais bin Saad bin Ubadah: Andai bukan karena Islam,Aku Orang Arab yang Licik

Baca juga: Terancam Dipenjara Lagi, Lucinta Luna Ngaku Hamil Sampai Ketum Cyber Indonesia Beri Komentar Menohok

Baca juga: Wajar Saja KKB Papua Berani Tantang TNI Polri Untuk Memburunya, Markas Teroris Itu Dikenal Berbahaya

China bahkan sampai mendirikan pangkalan militer pertamanya di Doraleh, Djibouti di pantai timur Afrika pada tahun 2017.

Langkah itu disebut menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar di kalangan pejabat militer AS, karena pangkalan baru itu terletak hanya delapan mil dari fasilitas militer AS.

Pengendalian pantai timur Djibouti juga akan memungkinkan kekuatan besar mana pun berpotensi mengontrol akses ke Terusan Suez, rute pengiriman yang penting.

Seperti yang dikatakan Profesor Gerald Horne, dari University of Houston, mengatakan kepada The Sun Online: "Tentu saja, tanda-tanda konflik yang akan datang antara China dan AS mengkhawatirkan, terutama seperti yang dikemukakan dalam novel baru-baru ini oleh mantan pemimpin NATO, James Stavridis.

"Karena Djibouti berisi pangkalan China dan AS (dan lainnya), kemungkinan besar itu adalah titik nyala."

Namun, ambisi militer China juga tidak terbatas pada negara kecil Afrika timur ini.

Jenderal AS Stephen Townsend turut memperingatkan bahwa Beijing juga berupaya memperluas kehadiran militernya ke pantai Atlantik Afrika.

Baca juga: Kenang Masa Lalu, Begini Perjuangan Tukul Arwana hingga Miliki Rumah Rp 80 Miliar dan 200 Kontrakan

Baca juga: VIDEO Ketika David Beckham Ucapkan Selamat Lebaran 2021 Menggunakan Bahasa Indonesia, Begini Jadinya

Baca juga: Insiden Berdarah Jelang Lebaran di Jambi, SPG Cantik Dianiaya Pakai Senjata Tajam

Dalam wawancara dengan Associated Press pada hari Kamis, dia mengatakan bahwa China ingin mendirikan pelabuhan angkatan laut besar yang mampu menampung kapal selam atau kapal induk di pantai barat Afrika.

Jenderal AS itu mengklaim bahwa pemerintah China telah mendekati negara-negara yang membentang dari Mauritania hingga selatan Namibia tentang rencananya untuk membangun pangkalan angkatan laut baru.

Dia menjelaskan: "Mereka mencari tempat di mana mereka dapat mempersenjatai kembali dan memperbaiki kapal perang.

"Itu menjadi berguna secara militer dalam konflik.

"Mereka masih jauh untuk menetapkannya di Djibouti.

"Sekarang mereka mengalihkan pandangan mereka ke pantai Atlantik dan ingin mendapatkan pangkalan seperti itu di sana."

Beijing diketahui memiliki kepentingan ekonomi yang besar di pantai barat Afrika, termasuk soal perikanan dan minyak.

Turut disampaikan Henry Tugendhat, seorang analis kebijakan senior di Institut Perdamaian Amerika Serikat, mengatakan kepada Voanews.com bahwa keinginan China untuk mendapatkan akses laut di pantai Atlantik Afrika dapat lebih didorong oleh pertimbangan ekonomi daripada militer.

(*)

Baca juga: Warga Kampung Ampuh RT 13 Tungkal Ilir Pasang Spanduk Tidak Terima Tamu Lebaran

Baca juga: Bertepatan dengan Idul Fitri 1442 H Inilah Kumpulan Ucapan Kenaikan Isa Almasih Hari Ini 13 Mei 2021

Baca juga: Kronologi Kelakuan Brutal Debt Collector, Sampai Tabrak Korban dan Dikeroyok, Begini Respon Polisi

Berita lainnya seputar Laut China Selatan

SUMBER: SOSOK.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved