Berita Internasional
Perang China Vs AS Diprediksi Bukan Terjadi di Laut Melainkan di Darat, Lokasi Ini Wajib Diwaspadai
Seperti yang diketahui China dan Amerika Serikat (AS) sempat membuat Laut China Selatan memanas selama beberapa waktu belakangan.
TRIBUNJAMBI.COM - Laut China Selatan selalu digadang-gadang menjadi arena pertempuran China dan Amerika Serikat bila kedua negara ini bentrok di laut sengketa itu.
Seperti yang diketahui China dan Amerika Serikat (AS) sempat membuat Laut China Selatan memanas selama beberapa waktu belakangan.
Bahkan, negara-negara di sekitar Laut China Selatan sampai dibuat ketar-ketir akan terjadinya adu kekuatan militer dari dua negara adidaya itu di kawasan tersebut.
Tapi kini, konflik antara China dan AS di Laut China Selatan seolah sudah mereda dngan seiring berjalannya waktu.

Hanya China diketahui semakin aktif mennggelar latihan militer di perairan yang banyak disengketakan dengan negara-negara di ASEAN itu.
AS juga beberapa kali dikabarkan masih kepergok mengintai latihan militer yang digelar Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Dengan demikian, apakah artinya konflik di antara China dan AS sudah mereda dan tak akan terjadi peperangan di masa akan datang?
Rupanya tidak, konflik China dan AS diprediksi akan beralih lokasi ke medan darat dan bukan laut.
Afrika juga bisa menjadi lokasi potensial untuk perang darat antara China dan AS dalam waktu dekat, para ahli memperingatkan.
Melansir dari Express.co.uk, Jumat (7/5/2021), Beijing juga sedang berusaha untuk memperluas pengaruhnya di Afrika melalui sarana ekonomi dan militer.
Seperti diketahui, China pun terus memproyeksikan kekuatannya di seluruh dunia.
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Qais bin Saad bin Ubadah: Andai bukan karena Islam,Aku Orang Arab yang Licik
Baca juga: Terancam Dipenjara Lagi, Lucinta Luna Ngaku Hamil Sampai Ketum Cyber Indonesia Beri Komentar Menohok
Baca juga: Wajar Saja KKB Papua Berani Tantang TNI Polri Untuk Memburunya, Markas Teroris Itu Dikenal Berbahaya
China bahkan sampai mendirikan pangkalan militer pertamanya di Doraleh, Djibouti di pantai timur Afrika pada tahun 2017.
Langkah itu disebut menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar di kalangan pejabat militer AS, karena pangkalan baru itu terletak hanya delapan mil dari fasilitas militer AS.
Pengendalian pantai timur Djibouti juga akan memungkinkan kekuatan besar mana pun berpotensi mengontrol akses ke Terusan Suez, rute pengiriman yang penting.
Seperti yang dikatakan Profesor Gerald Horne, dari University of Houston, mengatakan kepada The Sun Online: "Tentu saja, tanda-tanda konflik yang akan datang antara China dan AS mengkhawatirkan, terutama seperti yang dikemukakan dalam novel baru-baru ini oleh mantan pemimpin NATO, James Stavridis.