WIKIJAMBI
Makam Sultan Thaha, Destinasi Wisata Sejarah Pahlawan Jambi di Kabupaten Tebo
Sementara nenurut warga sekitar, di makam ini memang jarang dikunjungi orang jika bukan pada hari-hari besar
Penulis: HR Hendro Sandi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Walaupun pahlawan Jambi Sultan Thaha sudah berpulang ratusan tahun yang lalu, namun kita masih bisa mengenang perjuangannya dengan mengunjungi makamnya.
Sulthan Thaha adalah pejuang yang sangat di segani oleh lawan dan tidak mengenal kompromi dalam menegakkan kedaulatan. Sulthan Thaha berjuang dari tahun 1855 – 1904 dan wafat setelah melakukan pertempuran yang sengit melawan belanda di desa Betung Bedarah dan di Makamkan di Muara Tebo.
Berjarak sekitar 200 km dari Kota Jambi, kita sudah bisa melihat makam Sultan Thaha yang berada di Ibukota Kabupaten Tebo, yakni Kecamatan Tebo Tengah.
Area makam Sultan Thaha sendiri cukup luas, di mana makam sang sultan berada di tengah-tengah tanah lapang dan berada di bawah lindungan pendopo yang kokoh.
Jika dibandingkan dengan makam pada umumnya saat ini, makam Sultan Thaha lebih panjang. Karena memang orang zaman dahulu diketahui memiliki tubuh yang lebih besar ketimbang manusia sekarang.
Selain itu juga pada dinding beton bagian belakang komplek makam terdapat juga lukisan tentang bagiamana perjuangan Sultan Jambi ini dalam berperang melawan penjajah.
Untuk bisa berkunjung dan masuk ke area makan ini, pengunjung tidak akan dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Namun di dekat makam terdapat sebuah kotak yang dimaksudnya sebagai tempat sumbangan untuk keperluan perawatan makam.
Para pengunjung juga diharapkan ikut menjaga kebersihan makam dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan menjaga sikap serta perkataan selama berada di area makam demi menghormati Sultan Thaha.
Makam ini pun sering sekali dikunjungi oleh berbagai lapisan masayrakat, baik itu masyarakat biasa maupun para pejabat yang sengaja berkunjung untuk berziarah ke makam sultan Jambi ini.
Bukan itu saja, selain dikunjungi dan menjadi kegiatan rutin oleh Pemkab Tebo pada hari-hari besar seperti hari pahlwan dan HUT Republik indoinesia, makam Sultan Thaha Syaifuddin juga sering dikunjungi oleh warga dari luar Jambi seperti Jawa.
Selain itu juga pada dinding beton bagian belakang komplek makam terdapat juga lukisan tentang bagiamana perjuangan Sultan Jambi ini dalam berperang melawan penjajah.
Menurut penjaga makam, Hamdan mengatakan, pengunjung di makam ini memang tidak begitu banyak. Padahal lokasi makam berada di pusat keramaian Kabupaten Tebo.
"Tidak setiap hari ada. Apalagi ada pandemi ini bisa dibilang sepi yang datang atau pun untu ziadah ke makam ini. Karena kalau ada yang mau masuk biasanya izin dan kita tahu," katanya.
Makam yang berlantaikan keramik berwarna putih ini, memiliki beberapa tiang yang juga berwarna putih terletak di Pusat kota Muara Tebo dengan luas 0,5 ha. Makam ini memiliki nilai sejarah kepahlawanan dan pendidikan, karena Sulthan Thaha syaifuddin merupakan pejuang Kemerdekaan Nasional melawan kolonial Belanda dari Jambi.
Sementara nenurut warga sekitar, di makam ini memang jarang dikunjungi orang jika bukan pada hari-hari besar, seperti hari pahlawan ataupun hari kemerdekaan RI.
