Bagian Gunung Es A68 Mencair dan Hilang, Gunung yang Miliki Luas Setara dengan Pulau Bali
Gunung es seluas hampir 5.800 kilometer persegi atau setara luas Pulau Bali itu sebelumnya lepas dari Antartika pada Juli 2017 lalu.
Hal ini diperkuat dengan mudahnya akes ke seperangkat alat data ruang angkasa yang tersedia untuk umum saat ini.
"A68 menarik perhatian banyak orang yang berbeda," komentar Laura Gerrish, spesialis pemetaan di British Antarctic Survey (BAS).
"Kita memperhatikan setiap putaran dan belokan kecil (dari gerakan gunung es itu). Kita dapat mengikuti kemajuannya dengan citra satelit harian, pada tingkat detail yang belum dapat kita lakukan sebelumnya."
Gunung es A68 bukan hanya objek keajaiban, tentu saja. Ia merupakan sasaran dari beberapa penyelidikan ilmiah yang serius.
Kisah hidup A68 hampir pasti akan memberi tahu para peneliti sesuatu tentang bagaimana beting es terbentuk dan bagaimana mereka pecah untuk menghasilkan gunung es.
Beting es Larsen C, tempat asal gunung es A68, adalah platform es terapung yang sangat besar, terbentuk oleh penggabungan lidah-lidah gletser yang meluncur dari daratan ke laut.
Yang lebih menarik lagi, pecah dan hancurnya gunung es A68 ini menunjukkan bahwa gunung-gunung es di Antatika ternyata lebih rentan untuk hilang lebih cepat daripada perkiraan para ilmuwan.
Sebelumnya, sejak awal 2017, para peneliti dari MIDAS Project, proyek untuk meneliti dampak pemanasan global terhadap beting es Larsen C di Antartika Barat, telah memprediksi bahwa gunung es A68 akan lepas dari Antartika sebab sudah ada tanda-tanda keretakan padanya akibat pemanasan dalam lapisan es tersebut.
Mereka juga memprediksi bahwa gunung es itu kemudian akan hancur dan hilang tak bersisa dalam beberapa dekade mendatang.
Namun, ternyata, gunung es A68 itu lepas lebih cepat dan kemudian juga lenyap tak bersisa lebih cepat dari prediksi waktu para peneliti.
Martin O’Leary, glasiologis dari Swansea University yang juga anggota tim MIDAS Project, mengatakan "hal ini menunjukkan lapisan-lapisan es (di dunia) kini berada dalam posisi yang sangat rentan.”
China dan Rusia Ingin Kuasai Antartika
Selain Laut China Selatan (LCS), China juga ingin menguasai Antartika bersama-sama dengan Rusia.
Meski diancam kebijakan Internasional, Negeri Panda justru makin ingin mempertontonkan eksistensinya.
Usai menyenggol beberapa wilayah milik India, Jepang bahkan Indonesia, dilansir dari Express.co.uk, negara yang dipimpin oleh Presiden China Xi Jinping ini diam-diam sudah meng-explorasi Antartika di bagian selatan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/07012017_gunung-es-antartika_20170107_102402.jpg)