Wawancara Eksklusif

Dosen Milenial Berbicara yang Harus Dilakukan untuk Kemajuan Tanjabbar, Perlu ada Pembaharuan

Fokusnya tahun ini harus sama, bagaimana Bupati Tanjung Jabung Barat punya gebrakan baru untuk peningkatan pelayanan kesehatan

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUN JAMBI/IST
Ahmad Harun Yahya, Dosen STAI An Nadwah Kualatungkal. 

Sosok Bupati dan Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Anwar Sadat dan Hairan memang telah dilantik. Meski begitu, sudah sederet agenda bakal dilakukan pasangan terpilih.

SUDAH ada sederet program yang bakal dilaksanakan. Menariknya, ada kebiasaan di Indonesia yang menyoroti kinerja pejabat pada 100 hari kerja yang pertama.

Bagaimana pandangan pemerhati daerah terhadap kemajuan Tanjabbar ke depan?

Berikut petikan wawancara Tribun Jambi terhadap Ahmad Harun Yahya, Dosen STAI An Nadwah Kuala Tungkal.

Bagaimana pandangan anda terkait pemerintah Tanjabbar saat ini?
Hari ini sama dengan tahun lalu sebelumnya. Saat ini masih dalam kondisi pandemi. Fokus pemerintah tidak melepaskan dari dua aspek, sesuai dengan arahan presiden. Pertama, aspek kesehatan dan kedua aspek tentang pemulihan ekonomi.

Fokusnya tahun ini harus sama, bagaimana Bupati Tanjung Jabung Barat punya gebrakan baru untuk peningkatan pelayanan kesehatan khususnya strategi untuk pencegahan Covid-19.

Kemudian bagiamana untuk memberikan stimulus ekonomi dampak ekonomi. Kita lihat satu tahun lebih sekolah tutup dan berapa banyak ibu-ibu kantin yang satu tahun ini tidak bekerja. Sekolah tutup, belum lagi aspek-aspek lain.

Berarti Pemkab Tanjabbar perlu ada pembaharuan?
Perlu ada pembaharuan, pola penyusunan APBD juga berubah. Mau tidak mau anggaran kesehatan dan stimulus ekonomi besar bukan kita mengabaikan hal lain. Tren kemiskinan ini bisa naik, apalagi Tanjabbar APBD-nya angka kedua di Provinsi Jambi. Artinya ada 30 ribu lebih jiwa yang masuk dalam status miskin konsisi kemiskinan ini tidak lepas dari kesehatan.

Jadi aspek kemiskinan tidak melulu dari ekonomi. Ada indikator lain termasuk kesehatan. Kita berharap bupati sekarang sudah ada program bantuan, termasuk kartu berobat gratis ini kita apresiasi.

Tapi jangan dilupakan ada aspek-aspek petani perlu dipikirkan, ibu kantin yang tidak berjualan.

Nelayan juga butuh bantuan saat itu.
Untuk program untuk saat ini baik, tapi perlu ada skala prioritas siapa dan apa yang perlu dibantu. Sehingga program dilaksanakan terukur baik.

Apakah bantuan yang disalurkan belum semua pada prioritas?

Saat ini pemda menyusun RPJMD, saya belum lihat prioritasnya ke mana. Tapi saya berharap pemberian kesehatan dan stimulan ekonomi menjadi fokus.

Mau tidak mau, dua hal ini yang harus difokuskan. Bantuan keliling yang dilakukan saat ini okelah, termasuk dengan dana CSR bantuan untuk guru ngaji. Tetapi jangan dilupakan saudara lain perlu bantuan itu, khususnya yang kena dampak pandemi ini.

Jangan sampai program ini tidak disusun dengan rencana baik. Harus sesuai dengan visi-misi Berkah karena inikan perlu di-breakdown ke RPJMD.

Bantuan yang diberikan jangan hanya pada saat laporan. Seharusnya punya data, itu kan yang terlapor, pertanyaannya kalau tidak terlapor gimana?

Untuk bantuan ustaz dan guru ngaji, itukan janji politik bupati. Tapi perlu dipikirkan orang-orang yang membutuhkan, orang yang mendesak, kita apresiasi bantuan seperti itu, tapi jangan lupa yang prioritas.

Saya berharap program bupati ini 2021 ini adalah kesehatan. Ada satu program yang sudah dijalankan, yaitu berobat gratis. Tapi saya belum tahu juga apanya yang gratis? Apa 100 persen gratis.

Siapa yang sebenarnya orang-orang yang butuhkan bantuan itu? Tukang ojek, ibu kantin, berapa banyak sekolah yang tutup. Dari situ bisa dilihat berapa banyak yang jualan, yang terdampak, sudah tersentuh belum? Itu yang harus dipikirkan.

Kebijakan ASN untuk beli beras itu okelah, tapi harus dipikirkan yang lain. Kita punya laut, hutan, migas. Kondisi kita sebetulnya lengkap. Jadi perlu memang disusun program dengan baik dan ditetapkan dengan skala prioritas, jangan hanya by insiden.

Baca Berita Jambi lainnya

Baca juga: Partai Ummat Sudah Terbentuk di Tanjabbar, Tomy Ahmad Jadi Ketua DPC

Baca juga: Anwar Sadat Ancam Copot Kabag Umum & Kasat Pol PP Tanjab Barat Jika Terbukti Lalai Soal Great Party

Baca juga: KRONOLOGI Pegawai Minimarket Dirudapaksa Bergilir 5 Pria di Kebun, Pelaku Ancam Sebar Foto Syur

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Jafar bin Abi Thalib yang Diberi Gelar si Burung Surga

Saya lihat pola kerjanya memang bupati dan wabup ini punya keinginan untuk berbuat. Tapi perlu disusun perencanaan dengan baik, tidak bisa selalu program itu dengan by insiden. Bupati dan wabup untuk berkah ini harus memang tahu prioritasnya.

Potensi seperi apa yang mau digenjot? Pengaktifan ekonomi lokal yang dilakukan bupati saat ini misalnya, yaitu ASN pakai batik lokal. Kita apresiasi itu, namun aspek lain juga harus dilakukan, ada tidak niat untuk membuat 1.000 usahawan baru? Ada tidak pembinaan UMKM-UMKM lain.

Kemudian daya saing kita yang perlu menjadi jualan pemda saat ini. Sehingga di lihat aspek apa yang mau ditonjolkan. Tanjabbar harus punya distingsif. Misalnya orang ke Kerinci itu identik dengan sejuk, ada gunung. Tanjabbar ini apanya yang mau ditonjolkan?

Saya berharap bupati hari ini buat distingsif, sehingga jadi "jualan" dan orang tahu Tanjabbar. (sul)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved