Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Tuhan yang Berkarya Untuk Menyelamatkan

Bacaan ayat: Lukas 19:9-10 (TB) "Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.Sebab

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @cage_the_eilish
The Passion of the Christ 

Tuhan yang Berkarya Untuk Menyelamatkan

Bacaan ayat: Lukas 19:9-10 (TB) "Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Siapa yang akan diselamatkan? Siapa yang nanti akan masuk sorga?

Ketika dua pertanyaan tersebut dipertanyakan kepada banyak orang, maka jawaban yang didapat pasti akan berbeda-beda sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut, terkait erat dengan pola pikir atau paradigma nya tentang Tuhan dan tentang manusia.

Tidak bisa dihindari bahwa ada pemahaman yang hampir seragam dalam semua kepercayaan, bahwa Tuhan itu kudus dan manusia itu berdosa.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Menjadi Ranting yang Berbuah Baik

Maka jika manusia ingin hidupnya berkenan kepada Tuhan, maka sudah seharusnya tuntutan kekudusan tersebut harus dipenuhi.

Implementasinya tercipta berbagai ritual sakral tentang cara pengudusan.

Berbagai aturan dan syarat dibuat untuk ditaati. Pada tataran inilah, muncul banyak perbedaan antar kepercayaan, dihubungkan dengan jalur cara berfikir mana yang dianut.

Imbasnya, tentang siapa saja yang berhak dan dianggap layak untuk berjumpa Tuhan pun menjadi dinamis. Tercipta banyak sekat yang memisahkan kelompok orang.

Terjadi penyebutan atau pelabelan terhadap kelompok tertentu, bahwa kelompok tertentu bisa berkenan kepada Tuhan sementara kelompok yang lain akan ditolak.

Penetapan ini dijadikan acuan atau pokok ajaran yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Penemuan Kebenaran yang benar bukan hanya didasarkan pada klaim yang bebas dari kritik.

Justru Kebenaran yang dari Tuhan akan muncul dan berhasil lolos dari semua kritik, karena Kebenaran sejati akan tampil tak tergoyahkan, meskipun melewati ruang dan waktu yang menciptakan konteks dari masa ke masa.

Duaribu tahun lalu, Yesus hadir dalam pengajaran bahwa pemungut cukai masuk dalam kategori orang berdosa.

Mereka tidak layak mendapatkan sorga. Mereka dinilai tersesat karena menjadi abdi penjajah.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Selalu Ada Harapan di dalam Tuhan

Secara moral, mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kesempatan besar untuk memperkaya diri dengan menarik pajak yang tidak sewajarnya.

Dengan berdalih pada rasa nasionalisme yang kuat, pemungut cukai dinilai sebagai pengkhianat bangsa.

Label tersebut tersemat kuat, maka mereka digolongkan sebagai orang berdosa, yang tidak layak mendapatkan sorga.

Sorga itu kudus, maka penghuninya adalah orang-orang kudus. Dan pemungut cukai tidak masuk dalam syarat kekudusan tersebut.

Coba kita masuk dalam pikiran dan perasaan para pemungut cukai. Setiap hari harus berhadapan dengan cibiran dan cemooh.

Meskipun mereka dibutuhkan dalam relasi perpajakan dengan pemerintah Romawi.

Mereka tidak diperkenankan ke Bait Allah karena profesinya yang dianggap sebagai pengkhianat bangsa. Menyedihkan bukan?

Hari itu, Yesus mendobrak segala stigma dan pemahaman yang ada. Dengan penuh kasih Ia menyapa Zakheus dan makan bersama di rumahnya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Membangun Kehidupan Jemaat

Sejumlah besar orang dengan profesi yang sama hadir, berpesta.

Perasaan diterima oleh Sang Guru telah menciptakan kegembiraan, sekaligus mengubah mereka menjadi orang dermawan.

Hal ini bertujuan untuk memberi bukti bahwa mereka juga orang-orang yang peduli kepada sesama.

Penerimaan Yesus telah meruntuhkan tembok pemisah, menjadi jembatan yang menghubungkan seseorang dengan kasih karunia Allah yang agung.

Meskipun beberapa orang bersungut-sungut, melihat perubahan kehidupan Zakheus, Yesus menyatakan bahwa orang-orang seperti inilah yang dicari dan diselamatkan oleh Allah.

Jika selama ini, mereka terbelenggu dalam pokok ajaran untuk mencari Allah dengan mengandalkan kesalehan diri, hari itu Yesus menyatakan pokok ajaran bahwa Allah lah yang bertindak dengan mencari untuk menyelamatkan yang hilang.

Allah lebih melihat hati dan kehidupan pribadi seseorang yang hidup berkenan kepada-Nya.

Penerimaan Yesus kepada Zakheus, memberikan pelajaran penting kepada kita.

Bahwa, Tuhan yang berkenan untuk mencari dan menyelamatkan manusia dari dosa; bukan upaya manusia untuk berkenan kepada Allah.

Bahwa, tidak pada tempatnya mengangkat diri sebagai hakim atas sesama sehingga menghalangi orang lain untuk berjumpa dengan Tuhan.

Tuhan lah yang menjadi Hakim, tentang siapa yang berkenan kepada-Nya.

Bahwa, Allah berkenan menerima setiap orang tanpa pandang bulu, asal yang bersangkutan berkenan percaya dalam pengharapan untuk diselamatkan.

Allah yang berkarya untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Dalam keseluruhan cerita isi Alkitab, berisi tentang tindakan Allah dalam sejarah yang terus menerus bertindak untuk menyelamatkan.

Kejahatan manusia tidak pernah mengagalkan karya penyelamatan Allah.

Dia berkarya dengan cara yang ajaib untuk terus mencari dan menyelamatkan yang hilang. Amin

Renungan Oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved