Sahabat Rasulullah
Sahabat Nabi, Mushab bin Umair dengan Tenang Menjelaskan Islam kepada Usaid ibn Hudhair yang Marah
Rasulullah saw mengutus Mushab bin Umair ke Madinah, sehingga ini menahbiskan sahabat Nabi tersebut sebagai Duta Islam yang Pertama.
Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
Rasulullah saw mengutus Mushab bin Umair ke Madinah, sehingga ini menahbiskan sahabat Nabi tersebut sebagai Duta Islam yang Pertama.
TRIBUNJAMBI.COM - Rasulullah saw mengutus Mushab bin Umair ke Madinah, sehingga ini menahbiskan sahabat Nabi tersebut sebagai Duta Islam yang Pertama.
Sejarah mencatat prestasi gemilang Mushab bin Umair selama di Madinah.
Mengutip buku Biografi 60 Sahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khalid bahwa, setahun setelah Baiat Aqabah, Mushab bin Umair memimpin kaum muslimin di Madinah untuk menemui Nabi Muhammad.
“Delegasi ini terdiri dari 70 mukmin laki-laki dan perempuan. Mereka datang di bawah pimpinan guru dan utusan Nabi mereka; Mushab bin Umair.” Tulis Khalid Muhammad Khalid.
Mengenai kecerdasan sahabat Nabi bernama Mushab bin Umair ini dikisahkan pula saat ia mendakhwahkan Islam di sebuah mejelis.
Saat itu datang salah satu petinggi suku Abdul Asyhal yakni Usaid ibn Hudhair.
Usaid datang sambil menampakkan kemarahan yang membara dan emosi yang meluap-luap, mereka pun merasa khawatir. Namun, Mushab tidak gentar sedikit pun.
Dengan sangat marah. Usaid berdiri di hadapan Mush'ab dan As ad ibn Zararah seraya berkata, "Untuk apakah kalian datang ke desa kami? Apakah kalian hendak membodohi orang-orang lemah dari kami? Pergilah dari desa kami jika kalian tidak ingin kehilangan nyawal
Bagaikan lautan yang tenang dan dalam, laksana cerah dan indahnya cahaya fajar, ketulusan hati Mush'ab al-Khair (Mushab bin Umair) mampu menggerakkan lidahnya untuk mengucapkan kata-kata yang baik.
Ia berkata, Tidakkah Anda mau duduk dan mendengarkan dulu?
Sekiranya Anda senang dengan yang kami bawa, Anda dapat menerimanya. Namun jika Anda tidak suka, kami akan menghentikan apa yang tidak Anda sukat." Allahu Akbar. Betapa ini merupakan awal yang indah dan akan berakhir dengan bahagia.
Usaid adalah seorang laki-laki yang berakal dan cerdas la melihat bahwa Mushab hanya mengajaknya berdialog dan meminta pertimbangan pada nuraninya sendiri la hanya diminta bersedia mendengar tiada yang lain.
Jika ia menerima, la akan membiarkan Mushab Namun jika ia tidak mau menerimanya, Mushab akan meninggalkan desa dan penduduknya untuk beralih mencari desa dan masyarakat lain dengan tidak merugikan orang lain ataupun dirugikan Pada saat itu Usaid pun menjawab, "Baiklah, sekarang aku insaf."
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Tangis Abu Hurairah dan Teladan Ucapannya
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Salman al Farisi Pengusul Pembuat Parit di Perang Khandak
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Mushab bin Umair Duta Islam yang Pertama
Seketika itu juga Usaid melamparkan tombaknya ke tanah lalu duduk dan mendengarkan baik-baik Al-Qur’an yang dibacakan Mushab bin Umiar.
Mushab juga menjelaskan seputar dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Sontak wajah Usaid pun tampak cerah bercahaya la begitu larut meresapi keindahan dan kebenaran Al-Qur’an yang dibacakan oleh Mushab.
"Alangkah bagus dan benarnya ucapan itu. Apakah yang harus dilakukan oleh orang yang ingin memeluk agama ini?" ucap Usaid yang menjadi lunak hatinya. Hingga akhirnya ia bersuci dan menyatakan keislamannya.
Hingga akhirnya Berita keislaman Usaid pun tersebar begitu cepat.
Selanjutnya datanglah Sa'ad ibn Mu'adz untuk mendengarkan kata-kata Mushab.
Akhirnya Sa'ad ibn Mu'adz berislam disusul oleh Said ibn Ubadah.
Khalid Muhammad Khalid berkata, Dengan keislaman mereka bertiga selesailah persoalan dengan berbagai suku di Madinah.
Mushab bin Umair, sahabat Nabi yang rela meninggalkan kekayaan demi agama Islam.
Mushab bin Umair atau Mush’ab ibn Umair punya peran sangat penting bagi perkembangan Islam karena ia menjadi duta Islam yang pertama.
Selepas ia diusir oleh ibunya karena teguh memeluk Islam, akhirnya Rasulullah SAW menunjuk Mushab bin Umair mengemban tugas yang paling berat pada saat itu.
Ia menjadi duta ke Madinah untuk mengajarkan agama kepada kaum Anshar yang telah beriman dan berbai'at kepada Rasulullah saw di Bukit Aqabah, mengajak selain mereka untuk masuk Islam, serta menyiapkan Madinah untuk menyambut hijrah yang agung. Itulah mengapa Mushab menjadi sahabat Nabi yang tak kalah penting.
Dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khalid, bab mengenai Mushab bin Umair diberi judul Duta Islam yang Pertama.
Khalid Muhammad Khalid menulis ketika itu di antara para sahabat Rasulullah SAW sebenarnya masih ada beberapa sahabat yang lebih tua dan lebih berkedudukan dibandingkan dengan Mushab serta memiliki hubungan kerabat yang lebih dekat dengan Rasulullah.
Akan tetapi, Rasulullah telah memilih Mushab bin Umair.
Di Madinah Mushab bin Umair tinggal bersama As'ad ibn Zararah sebagai tamu di rumahnya. Mereka mendatangi berbagai kabilah, rumah, dan majelis untuk menyampaikan ajaran Islam.
Ketika Mushab diutus di Madinah tidak ada pemeluk Islam, kecuali dua belas orang yang sebelumnya telah membai'at Rasulullah dalam Ba'iat Aqabah.
Namun, hanya beberapa bulan setelah Mushab berada di tengah-tengah mereka, sudah banyak penduduk yang bersedia memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya.
(*)