Berita Kerinci
Tradisi Sambut Ramadan dan Idul Fitri di Kerinci, Warga Saling Tukar Makanan Pererat Silaturahmi
Seperti yang dilakukan oleh warga desa Koto Iman, Kecamatan Tanco, dimana dalam momen hari-hari besar keagamaan, masyarakat punya tradisi tukar makana
Penulis: Herupitra | Editor: Rian Aidilfi Afriandi

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Kabupaten Kerinci memang kaya dengan tradisi. Tidak hanya keragaman kesenian dan kebudayaan, namun dalam mempererat tali persuadaraan juga ada tradisi unik.
Seperti yang dilakukan oleh warga desa Koto Iman, Kecamatan Tanco, dimana dalam momen hari-hari besar keagamaan, masyarakat punya tradisi tukar makanan. Dengan bertukar hantaran makanan mereka menjalin tali silaturahmi.
Tradisi tukar makanan sudah dilakukan secara turun temurun. Dimana pada hari besar keagaman, seperti Mualid Nabi Muhammad, Isra Miraj, sambut Ramadan dan Idul Fitri, masyarakat akan saling mengantar makanan.
Di bulan puasa tukar makanan dilakukan pada puasa ke 17 dan ke 27. Biasanya dilakukan antara saudara dekat atau dengan tetangga.
Dihari tersebut para ibu rumah tangga dari pagi sudah mempersiapkan masakan spesial mereka. Lalu pada sore hari, terlihat anak-anak terutama anak perempuan hilir mudik pergi mengantar makanan ke para suadara dan tetangga.
Adapun isi hantaran yang dibawa menggunakan rantang itu, berisi makanan seperti nasi lengkap dengan lauk-pauknya termasuk sayurnya. Jika pada momen 17 dan 27 Ramadan juga dimasukkan kolak untuk bukoan.
Yang diberi hantaran rantang akan membalas hantaran. Tentu saja isinya sama, nasi lengkap dengan lauk-pauknya.
Tokoh adat desa Agung Koto Iman, M Gani mengatakan, saling antar makanan merupakan bentuk berbagi syukur dan bahagia pada hari besar keagamaan. Di samping itu tradisi ini juga menjaga tali silaturahmi dengan tetangga dan juga kerabat.
"Biasa jika dalam suatu saudara sudah tidak bertegur sapa lagi, jika sudah melakukan tukar makanan ini mereka akan kembali akur," jelasnya.
Katanya, tradisi tukar makanan ini sudah berlangsung secara turun temurun. Dan hingga saat ini masyarakat setempat masih mempertahankannya.
"Alhamdullah hingga saat ini masyarakat masih menjaga tradisi ini," ungkapnya.
Baca juga: Trailer Preman Pensiun 5 Hari Ini 29 April 2021, Bubun dalam Ancaman
Baca juga: Angin Segar TPP ASN di Batanghari Segera Cair
Baca juga: 30 Sekolah Dasar di Muarojambi Tidak Memiliki Kepala Sekolah Definitif, Ini Penyebabnya