Pencarian KRI Nanggala
Kepanikan Awak KRI Nanggala-402 Tercermin dari Escape Suit yang Ditemukan, KSAL: Terjadi Kedaruratan
Baju ini diketahui mampu dibawa ke permukaan oleh ROV (remote operation vehicle) MV Swift Rescue milik Singapura, dan kini seolah menjadi 'saksi bisu'
ROV ini juga mendapat visual pada posisi 07' 48' Selatan dan 114' 51" Timur dari datum tempat tenggelamnya KRI Nanggala 402 pada kedalaman 830 meter, pada pukul 09.04 Wita.
Yudo menuturkan, escape suit MK 11 biasanya disimpan di dalam kotak dan dikeluarkan dalam keadaan darurat.
"Escape suit MK 11 yang biasanya ini disimpan di kotak, tetapi ini bisa lepas berarti ada kedaruratan sehingga diambil dari kotak akan dipakai," kata dia.
Ia juga menduga, benda ini sempat dikeluarkan namun belum sempat dipakai awak karena adanya kondisi darurat.
"Nah, karena ini lepas, berarti sempat di situ terjadi kedaruratan, mungkin enggak sempat pakai atau saat dipakai (kapal) goyang sehingga lepas," kata dia, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Senin (26/4/2021).
Sebelumnya, MV Swift Rescue Singapura juga telah menurunkan ROV dan melakukan citra bawah air secara visual menggunakan kamera.
Telah diperoleh citra yang dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala-402.
Bagian kapal yakni meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselematan awak kapal MK 11.
Yudo juga mengatakan, dengan tenggelam pada kedalaman 830 meter, maka sangat kecil kemungkinan ABK dapat diselamatkan.
"Mereka menjadi korban dalam kejadian ini," ujar dia.
Baca juga: Disnakertrans Sarolangun Sebut Belum Ada Perusahaan Ajukan Keterlambatan Pembayaran THR
Baca juga: VIDEO Kunci Ayah di Kamar Viral, Putra Awak KRI Nanggala 402 Dikunjungi Risma
Baca juga: VIDEO Kronologi Detik-detik KRI Nanggala-402 Ditemukan di Kedalaman 839 Meter
Penyebab Bukan Human Error
Yudo Margono juga memastikan bahwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 bukan diakibatkan oleh adanya human error atau kesalahan manusia.
"Kapal ini bukan human error karena saat proses menyelam sudah melalui prosedur yang benar," ujar Yudo.
Mulai dari prosedur laporan penyelaman, melaksanakan peran-peran persiapan peralatan tempur, dan sebagainya.
Saat menyelam pun, ujar dia, diketahui lampu masih menyala seluruhnya atau tidak terjadi blackout.