VIRAL Ibu Bawa Jenazah Anaknya Pakai Becak, Sampai Meninggal Karena Ditolak 2 RS dan Dituduh Corona

Nasib pilu dialami oleh seorang ibu yang membawa jenazah anaknya memakai becak. Foto itu akhirnya beredar di media sosial ibu nai becak bersama mayat.

Editor: Rohmayana
ist
Viral Ibu bawa jenazah anaknya pakai becak, sempat diusir dokter dan ditolak 2 rumah sakit 

Tribunjambi.com - Nasib pilu dialami oleh seorang ibu yang membawa jenazah anaknya memakai becak.

Foto itu akhirnya beredar di media sosial yang menunjukkan seorang ibu menaiki becak bersama jenazah putranya yang ditempatkan di dekat kakinya.

Chandrakala Singh duduk dengan jasad putranya, Vinay Singh, di atas becak elektronik di jalan sibuk Varanasi, Uttar Pradesh, India.

Uttar Pradesh, wilayah terpadat di negara itu, adalah salah satu negara bagian India yang paling parah terkena Covid-19.

Baca juga: Bulan Puasa Ditengah Covid-19, Nikita Mirzani Rupanya Hanya Makan Ini Saat Berbuka Puasa: Il

Baca juga: 363 Orang di Kabupaten Tebo Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Foto tersebut telah viral di jejaring sosial India selama beberapa hari terakhir, menurut BBC Hindi dan India Today.

Foto ibu bawa <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/jenazah' title='jenazah'>jenazah</a> anaknya dengan <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/becak' title='becak'>becak</a>

Foto ibu bawa jenazah anaknya dengan becak (Twitter @iamdevv23)

Vinay Singh meninggal pada Senin (19/4/2021) di Varanasi, menurut laporan.

Dia menderita penyakit ginjal, kata pamannya, Jai Singh, kepada BBC.

Vinay sempat membuat janji dengan dokter untuk pemeriksaan hari Senin di Universitas Hindu Banaras.

Tetapi ketika dia tiba, dokter tidak ada di sana.

Vinay serta ibunya lalu dirujuk ke pusat trauma.

Namun Vinay Singh pingsan di depan bangsal trauma dan dokter menolak dia masuk, menurut BBC.

Chandrakala Singh, sang ibu, mengatakan:

"Mereka bilang dia terkena corona. 'Bawa dia pergi dari sini'."

"Anak saya, anak saya terengah-engah."

"Kami minta oksigen dan ambulans, tapi kami tidak mendapat apa-apa," lapor BBC.

Baca juga: Ruri Vokalis Repvblik Banting Stir Jual Es Kelapa Keliling: Ya Saya Enggak Malu

Baca juga: Setiap 5 Menit Sekali Orang di New Delhi India Meninggal Akibat Covid-19, Pasien Rebutan Oksigen

Chandrakala lalu menaikkan anaknya yang tak sadarkan diri di atas becak elektronik untuk membawanya ke Rumah Sakit swasta terdekat.

Sayang, Rumah Sakit itu juga menolaknya.

Foto ilustrasi situasi <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/covid-19' title='Covid-19'>Covid-19</a> di <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/india' title='India'>India</a>: Seorang penjaga keamanan memasang pemberitahuan yang menginformasikan tidak tersedianya tempat tidur untuk pasien di <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/rumah-sakit' title='rumah sakit'>rumah sakit</a> swasta di tengah pandemi virus corona <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/covid-19' title='Covid-19'>Covid-19</a> di Allahabad pada 22 April 2021.

Foto ilustrasi situasi Covid-19 di India: Seorang penjaga keamanan memasang pemberitahuan yang menginformasikan tidak tersedianya tempat tidur untuk pasien di rumah sakit swasta di tengah pandemi virus corona Covid-19 di Allahabad pada 22 April 2021. (Sanjay KANOJIA / AFP)

Vinay akhirnya meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit ketiga dengan becak, di dekat kaki ibunya, BBC melaporkan.

Tidak jelas apakah Singh positif Covid-19 pada saat kematiannya.

Baca juga: Lowongan Kerja Bank Indonesia untuk Lulusan S1 dan Lulusan S2, Tersedia 15 Posisi

Kisah Vinay Singh hanyalah salah satu dari banyak cerita yang menggambarkan bagaimana rumah sakit di India kewalahan menampung pasian.

India mencatat rekor Covid-19 harian tertinggi sebanyak 315.835 kasus pada hari Kamis (22/4/2021).

Orang-orang bahkan beralih ke pasar gelap untuk mencari bantuan karena rumah sakit mengalami kekurangan tempat tidur serta oksigen.

Di Kota Patna, Pranay Punj berusaha mencari obat remdesivir untuk ibunya yang sakit parah karena Covid-19 di berbagai apotek.

Baca juga: Perhatian Amanda Manopo untuk Para Pemain dan Kru Ikatan Cinta, Rela Memasak hingga Belikan Kulkas

Pranay kemudian diberitahu seorang apoteker bahwa obat itu bisa ia beli di pasar gelap searga 100.000 rupee atau sekitar Rp 19,4 juta.

Harga yang dipatok ini 30 kali lipat dari harga normal remdesivir yang dijual di apotek.

Bahkan, dilansir France24, harga obat itu di pasar gelap sama dengan tiga kali gaji bulanan rata-rata pekerja kantoran di India.

Beruntung Pranay berhasil mendapat obat remdesivir cuma-cuma dari kerabatnya yang baru meninggal karena Covid-19.

Namun beberapa saat kemudian, dia ditelepon pihak rumah sakit bahwa stok oksigen telah habis.

Kondisi ibu Pranay pun terancam karena bergantung dengan pasokan oksigen itu.

"Beberapa jam kemudian, kami berhasil mendapatkan satu tempat tidur dengan harga yang sangat tinggi di rumah sakit swasta dan memindahkannya ke sana," katanya kepada AFP.

Baca juga: Lowongan Kerja Kementerian PPN atau Bappenas, Simak Persyaratannya

Nasib serupa dialami Ahmed Abbas, yang harus membayar 45.000 rupee untuk tabung oksigen 46 liter.

Harga 45.000 rupee atau sekitarRp 8,7 juta, sembilan kali lipat dari harga normalnya.

"Mereka meminta saya untuk membayar di muka dan mengambilnya keesokan hari," katanya kepada AFP. (*)

SUMBER: Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Ika Nur Cahyani

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved