Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Tuhan yang Berhak Menghakimi
Bacaan ayat: Bilangan 20:12 (TB) - "Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan
Musa dipilih Tuhan untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Keajaiban hidupnya terjadi sejak kelahirannya.
Terbebas dari ancaman maut ketika masih bayi, menjadi pangeran di Mesir, sampai akhirnya menyampaikan sepuluh tulah demi bebasnya Israel dari Mesir.
Empat puluh tahun memimpin Israel di padang gurun, dengan banyak mujizat dan tanda yang ajaib.
Ia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa tidak diijinkan masuk tanah perjanjian ketika Kanaan sudah ada di depan mata.
Dalam dunia pengadilan, bisa Musa naik banding. Dia bisa saja memaparkan segala cerita suksesnya.
Atau paling tidak berbagai mujizat yang dialami, bukankah itu cukup untuk memperlihatkan kualitas iman dan kehidupannya di hadapan Tuhan?
Rasanya tidak adil jika Musa harus tidak diijinkan masuk tanah perjanjian, sementara dia yang adalah orang yang dipilih Tuhan.
Dalam hal ini Tuhan adalah Hakim yang adil. Tuhan bukan hanya melihat apa yang dilihat dan terlihat oleh orang, namun Dia melihat hati.
Dalam hal ini Tuhan melihat, meskipun Musa terlihat hebat dengan mujizat, ternyata Musa tidak percaya kepada tuhan dan tidak menghormati kekudusan Tuhan di depan mata orang Israel.
Ini menjadi persoalan mendasar yang mebuat Musa tidak diijinkan masuk tanah perjanjian. Ia hanya diijinkan untuk melihat, tanpa boleh masuk.
Banyak hal dalam hidup yang kita pikir baik kita lakukan. Bahkan merasa sudah melakukan terbaik.
Pikir kita, hal tersebut dapat membuat Tuhan melakukan yang baik dalam pandangan kita sebagai imbalan.
Ritual ibadah, beberapa peristiwa ajaib, menjadi godaan terselubung bagi kita untuk yakin bahwa iman kita lebih kuat dari yang lain.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Nubuat yang Digenapi
Faktanya, pada lain kesempatan, banyak doa kita yang seakan didiamkan oleh Tuhan.
Tidak jarang pergumulan hidup yang tidak ringan menghampiri perjalanan hidup kita. Hidup terasa tidak adil.