EDITORIAL
Editorial - Marhaban Ya Ramadan
MARHABAN ya Ramadan. Demikian kalimat yang bisa diucapkan yang bisa diartikan; selamat datang saat bulan Ramadan.
MARHABAN ya Ramadan. Demikian kalimat yang bisa diucapkan yang bisa diartikan; selamat datang saat bulan Ramadan.
Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1442 Hijriah yang merupakan penanda awal ibadah puasa jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Penetapan ini berdasarkan hasil sidang isbat Kementerian Agama bersama organisasi masyarakat Islam, kemarin sore.
Ini merupakan Ramadan yang istimewa. Ada banyak kejadian kemanusiaan yang sedang dilalui.
Ini juga kali kedua umat Islam menjalani ibadah puasa di tengah pandemi Covid-19. Tentu ini menjadi ujian yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya, harus lebih berhati-hati. Tapi di balik ujian, pasti ada banyak hikmat yang lebih lebih besar diperoleh.
Pemerintah juga melarang masyarakat untuk tidak pulang ke kampung halaman, seperti tahun sebelumnya. Larangan ini terkait kondisi pandemi yang masih berlangsung. Sudah barang tentu ada maksud baik seiring larangan dibuat.
Belum lama ini, sederet tragedi kemanusian juga terjadi. Dari bencana hingga kejadian-kejadian yang memakan korban. Apa pesan yang bisa diambil?
Bisa dipahami, fenomena kemanusiaan itu sebagai pesan supaya manusia sebagai makhluk ciptaan berefleksi, lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Pada akhirnya, sepenggal kalimat mengalir. Marhaban ya Ramadan, bulan suci kembali tiba, saat tepat menyucikan diri dari segala dosa. Mohon maaf lahir dan batin. (*)
Baca juga: Editorial - Larangan Mudik Harus Tegas
Baca juga: Editorial - Berani Mengungkap
Baca juga: EDITORIAL - Misteri 730 Mangkuk Tiongkok