EDITORIAL
Editorial - Berani Mengungkap
Kisah A, seorang remaja usia 17 tahun yang menjalani rehabilitasi di BNNP Jambi bisa dijadikan contoh.
TAWARAN penggunaan narkoba di kalangan remaja, banyak berasal dari kawan-kawan terdekat.
Berpikir tidak berbahaya atau memang tidak mengenal produk yang dimaksud, kemudian terjebak dan ikut-ikutan.
Pada tahap awal, jika menyadari produk tersebut adalah narkoba perlu langsung mengambil tindakan untuk menolak.
Kampanye negatif tentang narkoba sudah cukup masif selama ini, tentu mereka sudah mengetahui dan bisa mengambil sikap.
Jika sebaliknya lemah, maka kemungkinan terlibat jauh semakin besar.
Faktor ketergantungan membuat makin sulit melepaskan diri.
Kisah A, seorang remaja usia 17 tahun yang menjalani rehabilitasi di BNNP Jambi bisa dijadikan contoh.
Ia mengakui telah menggunakan narkoba pada orangtuanya. Orangtuanya sikap langsung membawanya ke Rehabilitasi Pengguna Narkoba.
Penanganan terhadap A pun lebih mudah dan memakan waktu yang tidak lama.
Ia tidak harus kehilangan masa pendidikan dan masa remajanya akibat penyalahgunaan bahan adiktif itu.
Semua berawal dari keberanian untuk mengungkapkan.
Meski angka korban penyalahgunaan narkoba yang menjalani rehabilitasi berkurang cukup tajam dibanding satu atau dua tahun sebelumnya, namun bukan berarti fakta peredarannya dapat diabaikan.
Adanya daerah yang identik dengan narkoba, Jambi yang rentan sebagai jalur masuk dan keluar barang haram tersebut masih akan terus mengancam warga provinsi ini.
Apalagi penggunanya tak kenal usia, dari anak-anak hingga orangtua. Dari pengangguran hingga pejabat. Dari pelaku kriminal hingga aparat keamanan.
Semoga generasi penerus bangsa ini makin aware terhadap ancaman penyalahgunaan narkoba.
Sehingga tidak ada lagi yang menjadi korban dari pendidikannya, aktivitas dan masa mudanya yang penuh semangat.(*)
Baca juga: EDITORIAL - Misteri 730 Mangkuk Tiongkok
Baca juga: Editorial - Ternyata Kurang Polhut