Dianggap Musyrik Acara Kuda Kepang di Medan Dibubarkan FUI Sampai Bentrok, Banser: Ini Sudah Bahaya!
Viral di media sosial video aksi pembubaran pertunjukkan kuda kepang oleh sekelompok orang yang diduga dari Forum Umat Islam Medan.
TRIBUNJAMBI.COM, MEDAN - Komandan Desatemen Khusus (Densus) 99 Banser, Noeruzzaman ikut mengomentari aksi sekelompok ormas yang disebut Organisasi kemasyarakatan Forum Umat Islam (FUI) di Medan saat membubarkan pertunjukkan seni jaran kepang.
Aksi pembubaran kesenian jaranan atau jarang kepang itu berujung bentrokan antara ormas dan warga yang sedang menonton pertunjukkan itu.
Kang Zaman, sapaan sang komandan, menyebut bahwa tindakan pembubaran tersebut sudah 'berbahaya'.
Apalagi, apabila kesenian dianggap sebagai hal yang musyrik oleh sekelompok orang.
"Ini sudah berbahaya. Ada kelompok mengatasnamakan agama melarang kesnian dg menuduh musyrik dan membubarkan... Mohon atensi @CCICPolri," tulis Kang Zaman di akun Twitternya, dilihat pada Kamis (8/4/2021).
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial video aksi pembubaran pertunjukkan kuda kepang oleh sekelompok orang yang diduga dari Forum Umat Islam Medan.
Aksi pembubaran tersebut diwarnai cek-cok hingga berujung bentrokan.
Pihak FUI dilaporkan menganggap pertunjukkan tersebut tidak sesuai ajaran Islam.
Sementara, pihak lain tidak terima dengan aksi pembubaran itu.
Video bentrokan tersebut beredar luas di sosial media dan mendapat berbagai tanggapan.
Kasus tersebut akhirnya masuk ranah kepolisian.
Dalam video berdurasi 2.20 detik terlihat organisasi masyarakat (ormas) berseragam 'Laskar Khusus Umat Islam FUI DPD Medan’ membubarkan pertunjukan budaya Kuda Kepang hingga berbuntut kericuhan.
Video tersebut diupload akun bernama Lambane Emak Turah dengan caption: “Kronologi : Laskar khusus Umat Islam FUI DPD Medan membubarkan pertunjukan seni budaya kuda kepang atau yang lazim disebut jaranan karena dianggap syirik.”
Keributan memanas ketika ada salah satu anggota Ormas maju dan meludahi seorang perempuan yang sedang beradu argumen.
Kontan, sejumlah warga emosi. Kerusuhan pun terjadi.