Berita International

China dan AS Bakal Adu Sangar di Laut China Selatan, Perang Bakal Pecah Buntut Ketegangan Meningkat

Bahkan diketahui, China dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal induk ke perairan di Laut China Timur dan Selatan yang diperdebatkan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Petty Officer 3 Vance Hard
(ilustrasi) Pesawat Jet Pengintainya Tiongkok berhadapan dengan AS Kirim 2 Bomber 

Latihan dari angkatan laut serupa akan terus diatur sesuai rencana, katanya.

Tokyo juga telah berulang kali menyuarakan soal keprihatinan atas undang-undang penjaga pantai baru China.

Sebab UU itu juga memungkinkan kekuatan kuasi-militernya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap memasuki perairan China secara ilegal, dan atas meningkatnya kehadiran penjaga pantai China di perairan dekat pulau-pulau yang diperebutkan.

Ketegangan di regional juga meningkat di Taiwan, di mana Beijing dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan taktik perang "zona abu-abu" melawan pulau demokratis yang diklaimnya sebagai miliknya.

Baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer China dan India Ternyata Tiongkok Menang Telak Soal Ini

Baca juga: Promo Alfamart Hari Ini 7 April 2021 Serba Gratis & Promo Buka Puasa Ramadhan Hemat

Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru di PT Indofood untuk Lulusan SMA Hingga S1, Cek Syarat Pendaftarannya

Sepuluh jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat juga memasuki zona identifikasi pertahanan udara barat daya Taiwan pada Senin, sesusai pesawat militer Y-8 China terbang di dekat pulau itu pada Sabtu dan Minggu, kata kementerian pertahanan Taiwan.

AS pun melakukan serangkaian latihan militer dengan sekutunya di kawasan itu pekan lalu, termasuk dengan Jepang di Laut Cina Timur, dengan Australia di Pasifik timur, dan dengan India di Samudra Hindia.

Ben Schreer, salah seorang profesor studi strategis di Macquarie University di Sydney, mengatakan perjalanan kapal induk AS di Laut China Selatan dimaksudkan kala melawan klaim luas Beijing atas perairan.

Ia juga menyebut, AS pun memberi sinyal kepada sekutu, seperti Filipina, bahwa Washington adalah "sekutu perjanjian yang andal dan cakap ”.

Pada saat yang sama, patroli Liaoning di Laut China Timur terus berusaha mendemonstrasikan ambisi Beijing untuk menggunakan kelompok penyerang kapal induknya sendiri untuk mempertahankan apa yang dilihatnya sebagai kepentingan teritorial intinya, katanya.

"Ini adalah sinyal bagi Jepang, AS, dan kekuatan lain di kawasan bahwa (Angkatan Laut China) secara bertahap mengembangkan kemampuan kapal induk, meskipun saat ini belum mencapainya," ujar Collin Koh, seorang peneliti dari S.

Sekolah Studi Internasional Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura, mengatakan Washington mengisyaratkan komitmennya untuk mempertahankan kehadiran militer yang kredibel di kawasan itu kepada sekutunya dan berusaha menghalangi Beijing dari "tindakan drastis" di tengah saga Whitsun Reef.

AS juga melakukan latihan angkatan laut selama kebuntuan antara China dan Malaysia di Laut China Selatan tahun lalu, katanya.

Koh mengatakan aktivitas Angkatan Laut PLA di wilayah tersebut, termasuk transit terakhirnya di Selat Miyako, berusaha untuk menggarisbawahi "kemampuannya untuk beroperasi ... melawan kemungkinan penahanan kepentingan maritim China yang dipimpin Amerika".

Baca juga: Fadhil Dialog Bersama Masyarakat Bungku Soal Illegal Driling, Proses Dilegalkan Sedang Diusahakan

Baca juga: VIDEO Thalita Latief Emosi Caci-maki Dennis Lyla di Depan Hakim Mediator

Baca juga: Anggota DPRD Kota Jambi 9 Bulan akan Ngantor di Ratu Residence Hotel Walau Rehab Gedung Masih Lama

“Kerumunan perairan regional dengan kekuatan maritim saingan memang menciptakan kekhawatiran tentang risiko bentrokan yang tidak disengaja atau tidak disengaja,” katanya.

"Tanggung jawab lagi akan berada di ... kedua belah pihak untuk berinteraksi secara profesional satu sama lain."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved