Berita International

China dan AS Bakal Adu Sangar di Laut China Selatan, Perang Bakal Pecah Buntut Ketegangan Meningkat

Bahkan diketahui, China dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal induk ke perairan di Laut China Timur dan Selatan yang diperdebatkan.

Petty Officer 3 Vance Hard
(ilustrasi) Pesawat Jet Pengintainya Tiongkok berhadapan dengan AS Kirim 2 Bomber 

TRIBUNJAMBI.COM - Konflik China dan Amerika Serikat makin membara di Laut China Selatan.

Bahkan diketahui, China dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal induk ke perairan di Laut China Timur dan Selatan yang diperdebatkan.

Ini seperti kontes maritim terbaru antara rival strategis, di saat ketegangan di wilayah tersebut terus meningkat.

Melansir South China Morning Post, para analis mengindentifikasikan kehadiran angkatan laut mereka di Indo-Pasifik pada saat yang sama menyoroti risiko konflik militer antara kedua negara.

Beijing pun menegaskan klaim maritimnya di kawasan itu secara lebih agresif dan Washington memfokuskan strategi pertahanannya untuk melawan China.

Kapal Induk US Navy bersama grup tempur saat memasuki Laut China Selatan.
Kapal Induk US Navy bersama grup tempur saat memasuki Laut China Selatan. (24h)

Pengiriman kapal perang itu terjadi di tengah perselisihan yang semakin nyata dalam antara Beijing dan Manila atas kehadiran kapal-kapal China - yang menurut Filipina adalah milisi maritim, tetapi China juga mengklaimnya sebagai kapal penangkap ikan - di Whitsun Reef di Laut China Selatan.

Kementerian luar negeri Filipina pada Senin (5/4/2021) mengatakan soal klaim China bahwa kapal-kapal itu berlindung dari cuaca buruk adalah "kebohongan yang terang-terangan" dan "jelas-jelas (sebuah) narasi palsu dari klaim China yang ekspansif dan tidak sah di Laut Filipina Barat".

Manila pun menolak pernyataan Beijing soal terumbu karang di Kepulauan Spratly yang disengketakan adalah tempat penangkapan ikan tradisional Tiongkok.

Mereka sekali lagi turut menuntut agar kapal China segera meninggalkan daerah itu, di zona ekonomi eksklusifnya.

"Untuk setiap hari penundaan, Republik Filipina akan mengajukan protes diplomatik," ujar pernyataan itu.

AS, Jepang, dan Indonesia juga terus meningkatkan tekanan terhadap China atas perselisihan tersebut pekan lalu.

Baca juga: Kapal Induk China Dekati Taiwan, Kapal AL Amerika Masuk Laut China Selatan Lewat Selat Malaka

Baca juga: Amerika Melongo, Iran Kini Kerja Sama dengan China dan Rusia, Senjata Nuklir Semakin Ganas

Baca juga: China Ketar Ketir Setelah Tahu Rencana Amerika, AS Siap-siap Kerahkan 18 Drone Penghancur ke Pasifik

Pada hari Minggu (4/3), kelompok penyerang kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt memasuki Laut Cina Selatan dari Selat Malaka, menurut Inisiatif Pemantauan Situasi Strategis Laut Cina Selatan yang berbasis di Beijing, mengutip data satelit.

Dikatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Mustin itu juga beroperasi di Laut China Timur dan mendekati Sungai Yangtze China pada hari Sabtu (3/3).

Sementara itu, kapal induk China Liaoning melewati Selat Miyako di lepas barat daya Jepang pada hari Sabtu, beberapa hari setelah kementerian pertahanan China mendesak Jepang untuk "menghentikan semua gerakan provokatif" di atas Kepulauan Diaoyu yang diperebutkan di Laut China Timur, yang disebut Tokyo sebagai Senkakus.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved