Wawancara Eksklusif

Husni Jamal dan Keuletannya Menginventarisasi Kosakata Bahasa Jambi Seberang

Setiap hari selama sepuluh tahun, Husni Jamal menginventarisasi kosakata bahasa masyarakat yang berada di Seberang Kota Jambi.

Editor: Deddy Rachmawan
tribunjambi/wawan kurniawan
Husni Jamal (kanan) saat diwawancara Tribun Jambi 

Setelah saya amati, orang Seberang sendiri banyak kosakatanya tidak dipakai lagi

. Saya khawatir kalau dibiarkan bahasa ini akan hilang. Itu kan, salah satu ciri-ciri bahasa akan punah. Karena tidak digunakan, bahasa itu akan punah. Karena itulah saya pikir, saya harus coba inventarisiasi Bahasa Jambi Seberang ini.

Saya masukkan ke blog saya, agar pihak-pihak terkait, ilmuan, akademisi, ahli bahasa, sampai masyarakat Jambi Seberang sendiri bisa berkontribusi, bisa mengkritik kompilasi saya ini; apakah benar dengan yang sesungguhnya atau tidak.

Menarik mengulik pernyataan Bapak mengenai adanya anak muda Seberang yang bergaul di lingkungan pasar, kemudian pulang ke Seberang dengan membawa dialek pasar. Bagaimana maksudnya, dan apa sampai sekarang itu masih terjadi?

Husni: Iya (masih terjadi). Yang lebih memprihatinkan lagi, orang Seberang punya bahasa halusnya: bebahaso (berbahasa, red). Mereka menggunakan bahasa bahasa halus, seperti kromo dalam istilah orang Jawa, walau kosa katanya tidak begitu banyak seperti di Jawa.

Berbicara dengan orang yang lebih tua dengan orang yang lebih muda dan sebaya itu beda. Itu hampir hilang, walau memang ada sebagian generasi seperti saya atau di atas saya masih menggunakan, tapi anak-anak muda hampir tidak ada yang menggunakan bebahaso itu.

Bapak menginventarisasi kosa kata itu dalam sebuah blog. Sejak kapan, Pak?

Husni: Blog itu kalau tidak salah 2 sampai tiga tahun yang lalu, setelah saya pensiun. Tapi ini berproses. Saya perbaiki terus. Kalau misalnya ada yang mengkritisi atau saya dapat kosa kata yang baru, saya perbaiki, saya tambah.

Baca juga: Premium Ditiadakan, Ini Harga Pertalite di Jambi, Jadi Lebih Murah dan Normal Secara Bertahap

Baca juga: Polisi Hadang Lintas Organisasi Sarolangun Saat Hendak Aksi Soal PETI di Jalan Lintas Sumatera

Baca juga: VIDEO Viral, Calon Pengantin Wanita Mendadak Meninggal Jelang Resepsi Nikah

Ada berapa kosakata yang sudah masuk di blog yang Bapak buat?

Ada sekitar 3.500-an lema, bukan kosa kata. Tapi kalau ditambah dengan sublemanya bisa dua kali lipat.

Bagaimana proses Bapak menginventarisasi kosakata-kosakata itu, sehingga Bapak cantumkan dalam blog?

Husni: Saya dapat dari, misalnya, saya bertemu orang Seberang. Nanti ada saya temukan kosakata tertentu yang belum pernah saya dengar, saya catat itu.

Saya cari narasumber, tanyakan. Tapi kadang-kadang saya tahu arti dan maknanya, langsung saya catat.

Ada yang menarik dari Bahasa Seberang.

Tidak semua Bahasa Seberang itu padananya ke dalam Bahasa Indonesia. Contoh begini, dalam pertandingan bola kaki, orang melakukan tackling, itu kan belum ada Bahasa Indonesianya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved