Sekum Muhammadiyah Sayangkan Densus 88 Geledah Ponpes, Denny Siregar Sebut Itu Bukan Tempat Sakral

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri  menggeledah Ponpes Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sleman. Hal ini langsung ditanggapo Denny Siregar.

Editor: Rohmayana
Istimewa
Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris inisial AP (30) di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (2/4/2021) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri  menggeledah Ponpes Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman.

Penggeledahan pondok pesantren tersebut mendapat tanggapan dari pegiat media sosial Denny Siregar soal tanggapan dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti yang menyayangkan adanya penggeledahan.

Dalam pemberitaan yang dikomentari Abdul Mu'ti, penggeledehan tersebut dinilai sebagai upaya memberantas terorisme itu bisa memunculkan opini buruk di masyarakat.

"Secara institusional Densus 88 bisa melakukan penggeledahan di manapun.

Akan tetapi, kalau tujuan penggeledahan itu dimaksudkan sebagai usaha pemberantasan terorisme bisa kontra produktif. Cara-cara militeristik terbukti tidak cukup efektif," ujar Mu'ti.

"Selain itu, penggeledahan pesantren bisa menimbulkan opini bahwa pemberantasan terorisme berarti perang melawan umat Islam. Pendekatan militeristik tidak menimbulkan efek jera," dia menambahkan.

Baca juga: Komandan Brimob Meninggal Usai 5 Hari Disuntik Vaksin AstraZeneca Ternyata Positif Covid-19

Denny Siregar pun tidak sependapat dengan apa yang diutarakan Mu'ti.

Denny menilai, citra Islam sudah terlanjur buruk semenjak maraknya aksi radikalisme dan terorisme.

"Apa sih, pak.. Dikit-dikit opini buruk tentang Islam?? Nama Islam sdh buruk sejak banyak radikalis dan teroris pake nama Islam, dan tidak ada yang mengutuk dan mencegahnya," tulis Denny di akun Twitternya, Senin (5/4/2021).

Menurut Denny, pesantren bukanlah tempat yang sakral.

"Pesantren bukan tempat sakral. Kalau memang d isana sarangnya, biarkan Densus bekerja," ungkapnya

Baca juga: Densus 88 Tangkap Penjual Senjata Air Gun kepada Wanita Terduga Teroris Penyerang Mabes Polri

Penggeledahan ponpes

Seperti diketahui, sebuah pondok pesantren putri di Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta digeledah tim Detasemen Khusus 88 Antiteor Mabes Polri .

Penggeledahan yang dimulai setelah shalat Isya itu selesai sekitar pukul 21.30 WIB, demikian dikutip dari Kompas.com

Usai menggeledah pondok pesantren itu, tim Densus 88 menyita sejumlah barang seperti laptop, satu set komputer, buku, busur, dan anak panah.

Baca juga: Kesaksian Kepala Desa Terkait Terduga Teroris yang Diamankan di Klaten: Pekerjaannya Pendakwah

Barang-barang itu diduga milik direktur pondok pesantren berinisial AM.

Ketua RT setempat, Agus Purwanto membenarkan sejumlah barang yang disita petugas dalam penggeledahan itu.

"Penggeledahan baru selesai pukul 21.30, yang dibawa laptop, CPU satu set, buku-buku yang banyak, dengan buku tabungan, terus anak panah dua dengan busurnya," kata Agus saat ditemui di lokasi, Jumat (2/4/2021).

Menurut Agus, barang-barang itu diambil dari ruang direktur pondok pesantren tersebut. Sebagian barang yang disita juga dibawa dari rumah pribadi direktur pondok pesantren.

"Ruang direktur ponpes dengan rumah pribadi. Barangnya ada di rumah pribadi. Kalau panah, ngga tau kayaknya dari rumah tadi buat latihan pondok," ujar dia.

Baca juga: Istri Terduga Teroris Sukabumi Dapat Bantuan dari Jokowi, Akui Punya Bayi dan Terlilit Utang

Tak hanya rumah pribadi dan ruang direktur, Densus 88 juga menggeledah seluruh ruangan kantor di pondok pesantren itu, kecuali asrama putri.

"Semua kantor diperiksa. Semua ruangan diperiksa kecuali ruang inap tidak. Asrama tidak. Ruang kantor tata usaha, ruang direktur," katanya.

Agus tak bisa memastikan jumlah petugas yang turun menggeledah pondok pesantren tersebut.

Namun, ia memastikan, petugas mengaku berasal dari Mabes Polri di Jakarta. Saat ditanya apakah ada warga pondok pesantren yang ditahan, Agus mengaku tak tahu.

"Saya nggak tanya, pokoknya saya disuruh menjadi saksi penggeledahan," ujar dia.

Baca juga: Densus 88 Tangka Terduga Teroris di Bojonegoro dan Surabaya Beserta Barang Bukti Ini

Sementara itu, kakak Direktur Ponpes Ibnul Qayyim, M Najib Hisyam mengaku tidak tahu apa-apa.

Saat dirinya datang, sudah ada sejumlah petugas di pondok pesantren.

"Saya sendiri enggak tahu, jadi cuma ada kumpul-kumpul Polisi. Ya ada yang masuk, ruang direktur pondok," katanya.

Saat dikonfirmasi tentang barang yang disita, ia mengaku tak tahu apa-apa karena tak diizinkan masuk.

"Tidak boleh mendekat, selain ke ruang direktur ke rumah adik saya. Rumah dinas itu," ujar dia.

Baca juga: LAGI! Densus 88 Gerebek Satu Rumah di Bantul, Tempat Terduga Teroris? Busur & Anak Panah Diamankan

Ia juga tidak mengetahui apakah ada yang ditangkap petugas.

"Adik saya tidak ditangkap, tapi kalau suaminya saya enggak tahu. Sore tadi masih ada, ashar masih ada. Karena beberapa hari kan sakit, isolasi mandiri," katanya. (*)

SUMBER : Wartakotalive

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved