Berita Internasional
Donald Trump Murka 14 Platform Media Sosial Memblokirnya, Sampai Nyatakan AS Mirip Negara Komunis
Hal itu dipicu dari kekesalan Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump lantaran wawancaranya dengan sang menantu sampai dihapus Facebook.
TRIBUNJAMBI.COM, WASHINGTON - Donald Trump masih tetap jadi magnet berita meski sudah lengser dari jabatan Presiden Amerika Serikat yang pernah dijabatnya.
Ya, Trump jadi sorotan kembali usai curi perhatian dengan pernyataannya.
Trump menyebut bahwa saat ini AS semakin menjadi negara komunis.
Hal itu dipicu dari kekesalan Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump lantaran wawancaranya dengan sang menantu sampai dihapus Facebook.
Diketahui, Trump sebelumnya memang melakukan wawancara dengan menantunya, Lara Trump dalam program Real America Voice, Selasa (30/3/2021).
Wawancara itu kemudian diposting ke Facebook, namun media sosial itu kemudian memutuskan untuk menghapusnya video dari platform tersebut.

Bagi Trump hal tersebut ternyata membuatnya sangat terkejut.
“Apa yang terjadi dengan negara ini. Tak ada yang menyangka hal tersebut bisa terjadi. Ini jelas penyensoran. Anda membuat pernyataan, dan jika tak menyukainya, seperti pemilihan, masalah medis atau tentang Hunter Biden, mereka menggila,” ujarnya dikutip dari Daily Mail.
Donald Trump melambaikan tangan saat dia menaiki Marine One di Gedung Putih di Washington, DC, pada 20 Januari 2021. (MANDEL NGAN / AFP)
“Di masa lalu, Anda membuat pernyataan. Mereka juga melakukannya. Anda bertarung, Anda mengambil pemenang. Ini seperti Negara Komunis. Anda berjuang. Tapi sekarang tak bisa. Mereka langsung menghapusnya,” lanjut Trump.
Pengusaha berusaha 74 tahun tersebut mengatakan hak berpolitik harus lebih kuat lagi dalam menghadapi penyensoran yang sedang bersatu melawannya.
Trump pun mengeluhkan bahwa Facebook juga sudah berlaku tak adil kepadanya.
Ia mengatakan bahan yang membahayakan dari Joe Biden, terkait anaknya Hunter Biden dihapus.
Tetapi konten yang menguntungkannya, seperti wawancara yang dilakukan oleh menantunya malah tak diizinkan sama sekali.
Trump sendiri telah dilarang disejumlah media sosial saat ini, setelah dituduh menyebarkan provokasi kepada pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol, pada 6 Januari lalu.
Baca juga: Nasib Donal Trump di Amerika Semakin Menghawatirkan, AS Disebut Negara Komunis: Mereka Menggila!
Baca juga: VIDEO Ramai Gosip Nissa Sabyan Hamil Gara-gara Video Elus Perut Eks Manajer Beri Klarifikasi
Baca juga: Coffee Shop Ruang Hijau Sering Disangka Kebun Binatang
Setidaknya ada 14 media sosial, aplikasi hingga perusahaan teknologi yang mengasingkan Donald Trump.
Padahal, Trump termasuk aktif menggunakan teknologi tersebut dalam bersosialisasi dengan pendukungnya.
Kerusuhan yang terjadi di Capitol Amerika Serikat Rabu (6/1/2021) lalu, telah membuat sejumlah perusahaan teknologi untuk bergerak melawan Donald Trump.
Setelah melihat Presiden Donald Trump membeberkan informasi yang salah dan penuh kebencian, Mark Zuckerberg dari Facebook dan Jack Dorsey dari Twitter akhirnya melarang Trump untuk menggunakan platform mereka.
Sekelompok aplikasi dan situs web utama termasuk TikTok, Snapchat, dan Reddit juga mengikuti langkah Facebook dan Twitter, menangguhkan atau membatasi Trump dan pengikutnya atas klaim kecurangan di pemilu.
Gerakan "deplatform" Trump akan pun mengurangi jangkauan digitalnya dan membantu mengekang konspirasi.
Meskipun beberapa ahli mengatakan para ekstremis akan menemukan cara alternatif untuk terhubung secara online, yang lain juga berpendapat bahwa deplatforming adalah cara yang efektif untuk mengatur ujaran kebencian dan menghambat perhatian yang diciptakannya.
Seperti yang dilansir oleh hypebae.com, inilah daftar semua platform media sosial, aplikasi, situs web, dan perusahaan teknologi yang telah membatasi atau memblokir Donald Trump dan ekstremis sayap kanan dalam penggunaan media sosial.
Berikut ini 14 media sosial, aplikasi dan perusahaan teknologi yang blokir Donald Trump:
1. Amazon
Pada 10 Januari, Amazon juga menghapus Parler, jaringan sosial yang disukai oleh kaum konservatif, ahli teori konspirasi, dan anggota sayap kanan, dari layanan hosting cloud-nya.
Menurut laporan The New York Times, Amazon menemukan banyak sekali postingan di platform yang mendorong kekerasan.
Pada bulan November, kolumnis The Guardian Malaika Jabali juga menemukan bahwa lebih dari 10.000 postingan di Parler menyertakan hashtag #civilwar dan frasa serupa yang menganjurkan kehancuran setelah pemilihan.
Tidak mengherankan, pengguna Parler bereaksi terhadap larangan tersebut dengan marah - dalam tangkapan layar yang diposting oleh Buzzfeed News, seorang pengguna bahkan menyarankan untuk meledakkan bahan peledak di pusat pelatihan Amazon Web Services.
2. Apple
App Store Apple juga menangguhkan Parler setelah memberinya kesempatan untuk mengubah kebijakan moderasi kontennya yang tidak memadai.
"Kami selalu mendukung berbagai sudut pandang yang ditampilkan di App Store, tetapi tidak ada tempat di platform kami untuk ancaman kekerasan dan aktivitas ilegal," ujar Apple kepada The New York Times.
3. Discord
Platform obrolan dari grup Discord, yang populer di kalangan gamer, melarang server pro-Trump yang disebut "The Donald."
Server itu sampai memiliki hubungan dengan subreddit r / The_Donald yang sekarang sudah tidak berfungsi, tempat pengguna sering menyebarkan konten rasis, misoginis, dan anti-Semit.
"Meskipun tidak ada bukti dari server bernama Donald yang digunakan untuk mengatur kerusuhan 6 Januari, Discord memutuskan untuk melarang seluruh server hari ini karena koneksi terbuka ke forum online yang digunakan untuk menghasut kekerasan, merencanakan pemberontakan bersenjata di Amerika Serikat dan menyebarkan informasi yang salah terkait penipuan pemilu AS 2020," kata Discord dalam sebuah pernyataan.
4. Facebook
Trump telah diblokir dari menggunakan Facebook setidaknya sampai akhir masa jabatannya habis.
CEO Mark Zuckerberg mengumumkan langkah tersebut dalam posting Facebook yang berbunyi, "Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mengizinkan Presiden Trump untuk menggunakan platform kami sesuai dengan aturan kami sendiri…"
"Tetapi konteks saat ini sekarang secara fundamental berbeda, melibatkan penggunaan platform kami untuk mendorong pemberontakan kekerasan terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis."
5. Google
Google Play Store menghapus Parler karena gagal memenuhi persyaratan moderasi kontennya.
"Kami khawatir postingan terus menerus di aplikasi Parler berupaya menghasut kekerasan yang sedang berlangsung di AS," kata seorang perwakilan Google kepada CNN.
"Kami menyadari bahwa mungkin ada perdebatan yang masuk akal tentang kebijakan konten dan mungkin sulit bagi aplikasi untuk segera menghapus semua konten yang melanggar, tetapi bagi kami untuk mendistribusikan aplikasi melalui Google Play, kami benar-benar mengharuskan aplikasi tersebut menerapkan moderasi yang kuat untuk konten yang mengerikan."
"Mengingat ancaman keamanan publik yang sedang berlangsung dan mendesak ini, kami menangguhkan listingan aplikasi dari Play Store hingga masalah ini teratasi."
6. Instagram
Penangguhan Facebook atas Trump meluas ke Instagram, di mana ia diblokir dari posting sampai akhir masa jabatannya, jangka waktu itu dapat diperpanjang.
7. Pinterest
Meskipun Trump tidak mengoperasikan akun Pinterest, platform berbagi foto itu memiliki hashtag terbatas termasuk #StopTheSteal sejak pemilihan November, kata seorang perwakilan kepada Axios.
"Pinterest bukanlah tempat untuk ancaman, promosi kekerasan atau konten kebencian," kata juru bicara itu.
"Tim kami terus memantau dan menghapus konten berbahaya, termasuk informasi yang salah dan teori konspirasi yang dapat memicu kekerasan."
8. Reddit
Reddit memblokir subreddit r / DonaldTrump, sebuah forum yang didedikasikan untuk mempromosikan presiden, setelah pengguna membuka halaman dengan posting yang mengagungkan serangan di Capitol.
"Kebijakan seluruh situs Reddit melarang konten yang mendorong kebencian, atau mendorong, mengagungkan, menghasut, atau menyerukan kekerasan terhadap sekelompok orang atau individu," kata juru bicara kepada The New York Times.
"Sehubungan dengan hal ini, kami secara proaktif menghubungi moderator untuk mengingatkan mereka tentang kebijakan kami dan untuk menawarkan dukungan atau sumber daya yang diperlukan."
"Kami juga telah mengambil tindakan untuk melarang komunitas r / donaldtrump mengingat pelanggaran kebijakan berulang dalam beberapa hari terakhir terkait kekerasan di Capitol AS."
9. Shopify
Pada 7 Januari, Shopify secara permanen menghapus toko barang dagangan The Trump Organization, serta bagian barang dagangan di situs web pemilihan Trump.
"Shopify tidak mentolerir tindakan yang memicu kekerasan," kata juru bicara Shopify Vox.
"Berdasarkan peristiwa baru-baru ini, kami telah menetapkan bahwa tindakan Presiden Donald J. Trump melanggar Kebijakan Penggunaan yang Dapat Diterima kami, yang melarang promosi atau dukungan organisasi, platform, atau orang yang mengancam atau membenarkan kekerasan untuk tujuan lebih lanjut. Akibatnya, kami telah menghentikan toko yang berafiliasi dengan Presiden Trump."
10. Snapchat
Snapchat mengunci akun Trump, keputusan yang dikonfirmasi oleh juru bicara Snapchat pada 7 Januari.
Langkah tersebut mengikuti seruan Snapchat, yang diumumkan pada Juni 2020, untuk berhenti mempromosikan konten presiden di menu Discover.
"Kami tidak akan memperkuat suara yang menghasut kekerasan dan ketidakadilan rasial dengan memberi mereka promosi gratis di Discover," kata seorang perwakilan kepada Business Insider.
11. TikTok
Dulu Donald Trump sempat ingin memblokir TikTok, kini TikTok lah yang memblokir Trump.
Aplikasi video pendek itu menghapus video pidato presiden yang memaafkan aksi serangan terhadap Capitol, serta tagar terkait termasuk #StopTheSteal.
"Perilaku kebencian dan kekerasan tidak memiliki tempat di TikTok. Konten atau akun yang berusaha menghasut, memuliakan, atau mempromosikan kekerasan melanggar Pedoman Komunitas kami dan akan dihapus," kata TikTok kepada Axios.
12. Twitch
Platform streaming langsung Twitch menonaktifkan akun Trump, menandai kedua kalinya presiden di-boot dari situs tersebut.
Kembali pada bulan Juni, layanan Twitch untuk sementara menangguhkan Trump karena "perilaku kebencian" di salah satu salurannya.
Sekarang, Twitch telah melarang presiden tanpa batas waktu, sebuah keputusan yang akan dinilai kembali setelah pelantikan Joe Biden.
"Mengingat keadaan luar biasa saat ini dan retorika Presiden, kami yakin ini adalah langkah yang diperlukan untuk melindungi komunitas kami dan mencegah Twitch digunakan untuk memicu kekerasan lebih lanjut," kata juru bicara Twitch kepada The Verge.
13. Twitter
Twitter juga diketahui secara permanen menangguhkan Trump karena melanggar "Kebijakan Pemuliaan Kekerasan".
Sebuah postingan Twitter menjelaskan bahwa dua cuitan Trump secara khusus - satu di mana dia mengumumkan bahwa dia tidak akan menghadiri pelantikan - terus menumbuhkan keyakinannya bahwa Pilpres tidak sah, menunjukkan keraguan untuk memfasilitasi transisi kekuasaan yang tertib dan damai.
14. YouTube
Meskipun YouTube telah gagal menghapus channel Trump (seorang juru bicara memberi tahu Fortune bahwa platform berbagi video itu menghormati aturan tiga kali teguran), Youtube pun bisa menghapus video di mana dia bersimpati dengan para perusuh Capitol.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Baca juga: Komunitas Doodle Art Jambi Berkarya Lewat Coretan
Baca juga: Roemah Brownies Jambi Tempat Oleh-Oleh dari UMKM Jambi Kini Sampai ke New Work
Baca juga: Nikita Mirzani LDR dengan Kekasihnya, Diakui Pacar Baru Sedang Sekolah Penerbangan di New Zealand
Berita lainnya terkait Donald Trump
SUMBER: BANJARMASIN POST