Komunitas Doodle Art Jambi Berkarya Lewat Coretan
Coret-menyoret identik dengan kenakalan remaja. Namun tidak demikian dengan Komunitas Doodle Art Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Coret-menyoret identik dengan kenakalan remaja. Namun tidak demikian dengan Komunitas Doodle Art Jambi (DAJ), cabang dari Doodle Art Indonesia.
DAJ didirikan pada 3 september 2016. Saat ini yang menjabat sebagai ketua DAJ adalah Kristofel Tedi. Anggota komunitas ini sekitar 40 orang.
Putri Azzahra Gusmay (21) merupakan satu di antara anggota Komunitas DAJ ini. Ia juga membuka jasa gambar vector karikatur.
“Doodle itu artinya coretan. Jadi di mana saja kita bisa menggambar, bebas menuangkan ide,” jelasnya, Selasa (30/3/2021).
Tidak seputar doodle saja, seiring berkembangnya teknologi, semua kategori menggambar lainnya bisa masuk dalam komunitas DAJ.
“Semua aliran gambar bisa masuk, seperti digital art, painting art, hand lattering, animation, dan yang lainnya,” ungkap perempuan yang biasa disapa Mput ini.
Agenda rutin yang biasa dilaksanakan oleh DAJ ialah kumpul gambar bersama sembari berdiskusi setiap bulannya.
Prayit (29) anggota DAJ sejak 2016, menyebut ada kendala untuk melakoni agenda rutin saat pandemic ini.
“Semenjak setahun pandemi, kegiatan rutin bulanan kumpul komunitas terhambat,” jelasnya pria yang juga bagian dari Komunitas Fotografi Insani Indonesia ini.
Semua orang bisa menggambar, begitulah motto DAJ yang terdapat dalam tagar instagram @doodleartjambi.
Komunitas ini bertujuan merangkul anak-anak Jambi. Mereka tidak mengkotakan kreativitas anggota.
Tidak ada syarat khusus untuk siapa saja yang ingin bergabung.
“Terpenting mau belajar, saling bertukar pendapat, lebih santai karena tidak terikat oleh aturan,” katanya.
Ia berharap anak Jambi agar lebih menghargai karyanya sendiri.
(Tribunjambi/MG/Gifarli Muhammad Afdalazhsyah)