Berita Internasional

Donald Trump Murka 14 Platform Media Sosial Memblokirnya, Sampai Nyatakan AS Mirip Negara Komunis

Hal itu dipicu dari kekesalan Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump lantaran wawancaranya dengan sang menantu sampai dihapus Facebook.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribun Jambi
Donald Trump akan buat platform media sosialnya sendiri 

Setidaknya ada 14 media sosial, aplikasi hingga perusahaan teknologi yang mengasingkan Donald Trump.

Padahal, Trump termasuk aktif menggunakan teknologi tersebut dalam bersosialisasi dengan pendukungnya.

Kerusuhan yang terjadi di Capitol Amerika Serikat Rabu (6/1/2021) lalu, telah membuat sejumlah perusahaan teknologi untuk bergerak melawan Donald Trump.

Setelah melihat Presiden Donald Trump membeberkan informasi yang salah dan penuh kebencian, Mark Zuckerberg dari Facebook dan Jack Dorsey dari Twitter akhirnya melarang Trump untuk menggunakan platform mereka.

Sekelompok aplikasi dan situs web utama termasuk TikTok, Snapchat, dan Reddit juga mengikuti langkah Facebook dan Twitter, menangguhkan atau membatasi Trump dan pengikutnya atas klaim kecurangan di pemilu.

Gerakan "deplatform" Trump akan pun mengurangi jangkauan digitalnya dan membantu mengekang konspirasi.

Meskipun beberapa ahli mengatakan para ekstremis akan menemukan cara alternatif untuk terhubung secara online, yang lain juga berpendapat bahwa deplatforming adalah cara yang efektif untuk mengatur ujaran kebencian dan menghambat perhatian yang diciptakannya.

Seperti yang dilansir oleh hypebae.com, inilah daftar semua platform media sosial, aplikasi, situs web, dan perusahaan teknologi yang telah membatasi atau memblokir Donald Trump dan ekstremis sayap kanan dalam penggunaan media sosial.

Berikut ini 14 media sosial, aplikasi dan perusahaan teknologi yang blokir Donald Trump:

1. Amazon

Pada 10 Januari, Amazon juga menghapus Parler, jaringan sosial yang disukai oleh kaum konservatif, ahli teori konspirasi, dan anggota sayap kanan, dari layanan hosting cloud-nya.

Menurut laporan The New York Times, Amazon menemukan banyak sekali postingan di platform yang mendorong kekerasan.

Pada bulan November, kolumnis The Guardian Malaika Jabali juga menemukan bahwa lebih dari 10.000 postingan di Parler menyertakan hashtag #civilwar dan frasa serupa yang menganjurkan kehancuran setelah pemilihan.

Tidak mengherankan, pengguna Parler bereaksi terhadap larangan tersebut dengan marah - dalam tangkapan layar yang diposting oleh Buzzfeed News, seorang pengguna bahkan menyarankan untuk meledakkan bahan peledak di pusat pelatihan Amazon Web Services.

2. Apple

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved