Eko Kuntadhi Sebut FPI Hanya Sibuk dengan Sweeping, Kini Sudah Beranjak Jadi Organisasi Teror

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menghubungkan sejumlah aksi teroris yang terjadi belakangan ini, dengan Organisasi FPI yang dibubarkan pemerintah

Editor: Rohmayana
ISTIMEWA
Dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), tertangkap kamera CCTV. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Belakangan waktu ini sudah terjadi dua aksi teror di Indonesia.

Ledakan bom di Makasar dan seorang wanita melakukan penyerangan di Mabes Polri.

Menanggapi hal ini Pegiat media sosial Eko Kuntadhi memberikan pernyataan mengejutkan.

Ia menghubungkan sejumlah aksi teroris yang terjadi belakangan ini, dengan Organisasi Kemasyarakatan Front Pembela Islam (FPI) yang telah dibubarkan pemerintah.

Dalam channel Youtube Cokro TV, Eko Kuntadhi awalnya membahas terkait aksi teror yang terjadi di Makassar dan di Mabes Polri Jakarta.

"Orang-orang yang telah dicuci otaknya, mulai memainkan perannya. Katanya mereka ingin mencari surga, tetapi yang diciptakan di dunia kok neraka melulu.

Kenyataannya, baik yang di Makassar maupun di Jakarta, mereka telah mati konyol menurut saya," ujar Eko melalu video berjudul' Eko Kuntadhi: FPI MENJELMA JADI ORGANISASI T3R0R' yang dilihat pada Jumat (2/4/2021).

Baca juga: Terduga Teroris Zakiah Aini Pernah di Drop Out di Universitas Gunadarma, Padahal Nilai IPK Tinggi

Baca juga: VIDEO: Terduga Teroris yang Tewas di Mabes Polri Ternyata Mahasiswa Drop Out

Eko menganalisa tentang keterkaitan terduga teroris itu dengan organisasi teroris internasional.

Merurutnya, dari pola gerakan dan teror yang dilakukan, para pelaku lebih berafiliasi kepada organisasi Islamic State ketimbang Al Qaeda.

"Kalau melihat gerakannya, kedua pelaku di Makassar dan di Mabes Polri mereka berafilisasi ke IS. Cirinya mudah, teror mereka dilakukan secara serampangan, cuma modal nekat dan melibatkan perempuan.

Baca juga: Perakit Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar dan 22 Orang Terduga Teroris Sudah Ditangkap

Sementara teror gaya Al Qaedah biasanya dilakukan dengan perencanaan secara matang dan bisa menyebabkan korban jiwa yang jauh lebih besar,

untuk melakukannya juga butuh dana yang besar, dilakukan kelompok besar dan terstruktur. Contohnya Bom Bali dan bom JW Marriot," terangnya.

Eko kemudian membahas soal sikap habib Rizieq dalam menghadapi persidangan online.

Seperti diketahui, Habib Rizieq dan pengacaranya sempat menolak sidang dilakukan secara daring.

Baca juga: MISTERI Pemakaman Pasutri Pelaku Bom Makassar, Warga Rasakan Keanehan, Kuburan Tergenang Air

Bahkan, Habib Rizieq memilih bungkam dan walk out dari persidangan yang sempat digelar secara online tersebut.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved