Awalnya Tanyakan Kantor Pos, Penjelasan Kapolri Terkait Penyerangan Mabes Polri oleh Terduga Teroris
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo pun mengungkap bagaimana ZA bisa berada di lingkungan Mabes Polri dan melakukan aksi teror.
Masih menurut Kapolri, ZA diketahui sebagai mantan mahasiswi yang dropout pada semester lima.
"Mantan mahasiswi di salah satu kampus dan DO semester 5," kata Listyo.
21 jam sebelum melakukan aksinya, ZA memposting bendera dan tulisan tentang jihad di akun instagramnya.
"Di mana di dalamnya ada bendera ISIS dan tulisan bagaimana perjuangan jihad," katanya.
Selain itu dalam penyelidikan, petugas juga kata Listyo menemukan surat wasiat yang dibuat pelaku sebelum beraksi.
Selain itu, juga ditemukan pesan dalam grup whatsaap keluarga pelaku yang isinya akan pamit.
"Ditemukan juga surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit," katanya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, Kapolri menegaskan bila ZA tepapar paham radikal ISIS.
"Berdasarkan profiling maka yang bersangkutan adalah tersangka lone wolf yang berideologi radikal ISIS yang dibuktikan postingan di sosial media," kata Listyo.
Sementara itu, Bambang Sumarjono selaku tetangga sebelah rumah mengatakan ZA sebagai sosok yang tertutup.
ZA dijelaskannya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
"Keseharian? Saya juga kurang paham karena anaknya kurang bergaul dan diam di dalam rumah mulu, tertutup," katanya saat berbincang dengan Tribunjakarta.com di dekat kediaman ZA, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (31/3/2021) malam.
Meski sudah tinggal sedari kecil, Bambang menjelaskan jarang sekali melihat ZA keluar rumah.
Alasannya, teman sepermainan seumuran ZA memang jarang di lokasi ini.
Sementara anggota keluarga lainnya justru sering bertemu dengan Bambang yang notabennya memiliki warung kelontong tepat di sebelah kanan rumah ZA.