Berita Batanghari
Pelajar dari Desa Jelutih Ketakutan Melewati Desa Aur Gading Usai Tawuran Berdarah Antar Pemuda
Pascapertikaian antar pemuda di Kelurahan Durian Luncuk RT 08, menyimpan ketakutan bagi para pelajar yang ingin pergi sekolah.
Penulis: A Musawira | Editor: Rahimin
Pelajar dari Desa Jelutih Ketakutan Melewati Desa Aur Gading Usai Tawuran Berdarah Antar Pemuda
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Musawira
TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Pascapertikaian antar pemuda di Kelurahan Durian Luncuk RT 08, Kecamatan Batin XXIV, pada Jumat (26/3/2021) kemarin, menyimpan ketakutan bagi para pelajar yang ingin pergi sekolah.
Dalam tawuran yang terjadi sekira pukul 15.30 WIB, mengakibatkan pemuda Desa Aur Gading dan pemuda Kelurahan Durian Luncuk alami luka yang cukup serius hingga dirujuk ke rumah sakit.
Polres Batanghari dan Polsek Batin XXIV sedang melakukan penyelidikan terkait motif apa yang mempengaruhi peristiwa itu.
Lanjutnya, pemuda yang menjadi sorotan dalam aksi itu adalah warga dari Desa Jelutih yang merancangkan aksinya terhadap warga Desa Aur Gading.
Pascapertikaian seluruh perangkat desa bertemu dan mediasi bersama pihak keamanan.
Pj Kades Jelutih Rahman mengatakan, pelajar dari Desa Jelutih rata-rata sekolah di Kelurahan Muara Jangga dan melewati Desa Aur Gading, dirinya khawatir, takut ada hal yang tak diinginkan.
"Sabtu kemarin, dari laporan warga, takada satu pun pelajar dari Desa Jelutih yang sekolah tingkat SMA dan SMK," kata Rahman selaku Pj Kades Jelutih, Minggu (28/3/2021) melalui sambungan seluler.
Lanjutnya, kebetulan kemarin seluruh pihak desa datang dalam mediasi itu dan Pj Kades, Rahman meminta solusi kepada anggota Polsek Batin XXIV dan Polres Batanghari untuk mencari solusi agar pelajar dari Desa Jelutih bisa sekolah tanpa adanya kekhawatiran.
"Kami dari pemerintah Desa Jelutih, siap meredam supaya masyarakat jelutih dan masyarakat Aur Gading tidak ada serang balik atau balas dendam," katanya.
• Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina untuk Lulusan S1 Tersedia 3 Posisi
"Dalam mediasi tadi sudah kelar, tidak ada serang balik lagi. Kondisi kedua desa aman dan siap menjaga keadaan ini supaya kondusif," ujarnya.
Pascamediasi, kata Rahman pihak korban meminta bantuan biaya pengobatan di rumah sakit kepada keluarga yang diduga pelaku, menurut informasi biaya pengobatan sebesar Rp 80 juta.
"Kemarin sempat nego, mudah mudah dibawah itu, tapi ini sedang dibicarakan lebih lanjut," ungkapnya.
Pj Kades Aur Gading, Habibullah mengatakan namanya korban pastilah pascakejadian itu anarkis, akan tetapi pihak desa tetap meredam amarah masyarakatnya.