Ni Komang Diserbu Lintah, Perantau Bali sampai Dipinjami Uang oleh Orang Rimba

Pernah suatu ketika, Komang lupa membawa uang saat melaksanakan tugasnya berkunjung ke permukiman warga, dia dipinjami uang oleh ...

Editor: Duanto AS
Istimewa
Ni Komang Sri Andayani saat bersama Orang Rimba di Provinsi Jambi. 

“Saya sangat panik, karena saya baru pertamakali mengalami kejadian tersebut. Untunglah ada warga Orang Rimba yang membantu saya, dan saya segera terbebas dari lintah tersebut,” ucapnya.

Pengalaman lain yang turut dikenangnya, tatkala dia menjadi tempat berkeluh-kesah seorang induk (sebutan untuk ‘ibu’ di Orang Rimba), yang sedih karena anak yang baru dilahirkannya meninggal dunia.

Padahal, kala itu, Komang baru saja ditugaskan menjadi pendamping orang Rimba. Bahkan, dia baru sekali berkunjung ke Kawasan pemukiman kelompok Orang Rimba.

Rasa empati yang dia lakukan ke sang induk, akhirnya membuat keluarga tersebut menganggapnya sebagai saudara.

Menjadi pendamping kelompok Orang Rimba bukanlah perkara gampang.

Selain kendala bahasa dan budaya, orang Rimba sangat rentan dimanipulasi dengan isu tertentu oleh pihak yang ingin mengambil untung.

Pernah ketika di tengah kesibukannya mengajari berbagai pelajaran ke anak-anak, serta memberikan panduan tentang cara bercocok tanam dan berladang yang baik, tetiba muncul isu negatif yang menerpa Komang dan tim pendamping lainnya.

Entah dari mana munculnya, beredar kabar bahwa menjadi warga binaan malah mendatangkan kerugian bagi kelompok Orang Rimba.

"Sebagian orang Rimba sangat mudah termakan dengan isu negatif. Saya bersama rekan pendamping yang lain, dengan sabar dan telaten memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa semua isu itu tidak benar. Kami ini murni kerja sosial, untuk membantu mereka,” ucapnya panjang lebar.

Kini komunitas orang Rimba sudah bisa menerima kehadiran dirinya. Pendekatan personal terbukti ampuh menggandeng mereka untuk dibina dan dibimbing.

Bahkan, bisa dibilang, Komang sudah dianggap sebagai bagian dari kelompok Orang Rimba, dan mendapat kepercayaan mereka.

Pernah suatu ketika, Komang lupa membawa uang saat melaksanakan tugasnya berkunjung ke permukiman warga, dia dipinjami uang oleh satu Orang Rimba untuk membeli minuman di warung.

“Awalnya saya ingin berutang ke warung saat membeli minuman. Tapi, si pemilik warung bilang, bahwa minuman saya sudah dibayari seorang warga. Warga itupun bilang, dia meminjamkan uangnya dan bisa dikembalikan setelah saya punya uang,” ujarnya.

Di tengah kesibukannya meningkatkan martabat dan taraf kehidupan warga SAD, Komang mendapat kabar kurang enak dari keluarganya.

Industri pariwisata di Bali yang anjlok drastis, gegara terkena imbas pandemi covid-19, membuat ayah dan kakaknya terpaksa berhenti bekerja.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved