Partai Demokrat

KPK Permalukan Demokrat Kubu Moeldoko Gara-gara Desak Usut Kasus Hambalang, Begini Reaksi Kubu AHY

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menaggapi desakan DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko untuk membuka lagi kasus proyek Hambalang.

Editor: Rohmayana
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri 

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Renanda Bachtar tidak keberatan jika kubu Moeldoko ingin membongkar kembali kasus proyek Hambalang.

Namun Renanda mengingatkan penyilidikan kasus korupsi proyek Hambalang terhadap Partai Demokrat sudah selesai dalam persidangan.

Begitu juga pihak yang diduga terlibat seperti Andi Mallarangeng walau dalam sidang tidak terbukti merugikan negara.

Menurut Renanda, langkah yang dilakuakan kubu Moeldoko yang mengungkit korupsi proyek hambalang bentuk kepanikan dan mencoba memutar isu dengan kasus hambalang.

Baca juga: Alasan Kubu Moeldoko Gelar Konferensi Pers di Bangunan Mangkrak Hambalang, Simbol Korupsi Demokrat?

Semestinya kubu Moeldoko berkonsentrasi dengan pengajuan hasil KLB Deli Serdang yang dikembalikan oleh ke Kemenkumham.

Bukan mencari dalih pengalihan isu untuk menutupi lemahnya legal standing dari KLB Deli Serdang.

“Kubu Moeldoko ini seperinya sudah frustrasi dan aneh juga (Hambalang) dikait-kaitkan dengan Partai Demokrat. Ingat Partai Demokrat tidak pernah melindungi kadernya yang bersalah,” ujar Renanda saat dihubungi Kompas TV dalam program Kompas Petang, Kamis (25/3/2021).

Renanda menambahkan alasan kubu Moeldoko yang melakukan KLB juga dinilai janggal.

Baca juga: Kasus Jhoni Allen Mirip Fahri Hamzah Vs PKS, AHY Kini Hadapi Masalah Serius Akibat Kisruh Demokrat

Ia mengutip pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Moeldoko Max Sopacua bahwa KLB dilakukan untuk membersihkan partai dari orang-orang yang membuat Partai Demokrat terpuruk.

Tapi di sisi lain, kubu Moeldoko juga memberi akses kapada Muhammad Nazaruddin, narapidana kasus korupsi wisma altet Palembang, Sumatera Selatan.

“Aneh kalau mau menuding bahwa kader yang bermasalah itu kemudian menjadi alasan membuat KLB. Bagaimana dengan Nazaruddin, yang ada di sana.

Kan jelas bagian dan membuat Partai Demokrat jatuh. Jadi ini sudah tidak konsisten, saya melihat sudah panik, frustrasi, malu dan mengalihkan isu,” ujar Renanda. (*)

SUMBER :  tribun-timur.com

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved