Tokoh Inspiratif
Kisah Inspiratif Kristonsen Tanuar General Manager Kopi Paman yang Sempat Menganggur Setahun
Dengan pemikiran yang cukup panjang, dan memeprtimabngkan banyak hal, menyerah bukanlah suatu keputusan dan ia memilih jalan yang kedua
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Nani Rachmaini
Penempatan diri sangat penting di dalam tim, pemimpin yang egois Maupun otoriter juga sangat berdampak bagi perusahaan dan kinerja karyawan itu sendiri.
"Karena 3 faktor itu juga yang membuat saya tau kapan saya menjadi abg, kapan saya menjadi pimpinan yg harus mengambil keputusan dan kapan saya bisa menjadi adik dari beliau dan saya banyak belajar dari mereka juga, saya sangat percaya yang paling penting itu SDM nya dan sistem akan mengikuti," jelanya.
Meskipun sudah melewati beberapa masalah dalam perusahaan, baik dari luar maupun Maslah tim yang ia tangani dengan baik, namun masalah akan selalu datang selama kita masih berjuang dan perjuangan tidak pernah benar-benar berkahir.
Masalah datang lagi dan bisa dikatakan ini merupakan masalah yang sangat membuatnya down dalam hidup, bertubi-tubi masalah hadir silih berganti, dan meskipun ia sempat ingin menyerah tapi itu tidak ia lakukan.
Masalah pertama ialah ketika anak pertamanya step pukul 2 subuh, yang membuat ia dan istrinya sangat panik melihat wajah anaknya membiru, ia merasa memiliki jabatan dan anak buah tapi tidak bisa menggunakannya, ia memiliki uang di rekening tidak bisa secepat itu memberikan pertolongan kepada anaknya.
Setelah itu, Masalah yang lain mulai hadir, ia dipanggil ke pihak berwajib dan di jemput dirumah sakit, hingga perusahaan hampir di segel.
"Saat anak saya dirumah sakit, saya di panggil pihak berwajib kerumah sakit, karyawan mulai panik, dan perusahaan juga hampir di segel, dan ternyata ada pengaduan dari masyarakat, saja ajak liat ke pabrik, di pabrik semua karyawan sudah melakukan yang terbaik dan saya hampir setiap hari minum kopi paman tapi tidak apa-apa," jelasnya.
Tidak hanya berhenti disitu, permasalahan yang lain hadir lagi, selesai pihak kepolisian masalah internal yang datang dan Maslah ini yang membuatnya berfikir untuk menyerah.
"Selesai masalah kepolisian ada lagi yg berbuat curang, hampir mencapai ratusan juta, dan Ini lah titik rendah saya, saya kumpulkan tim, saya tanya ke semua karyawan. kenapa kalian curangi saya ?, Saya ga pernah curangi kalian. Dan disaat itu saya emosi, saya marah, saya dan saya tidak stabil," ucapnya.
"Jika kalian tidak mau bantu saya silahkan pergi, saya akan bubarkan perusahaan ini, semua diam, dan saya tidak tau harus seperti apa, saya keluar pintu dan saya kerumah sakit, saya sharing sama istri," lanjutnya.
Setelah beberapa maslah yang datang silih berganti tidak ada jeda, ia membutuhkan wakatu untuk berfikir, ia berkeliling-keliling mengguankan mobil, ia mulai mempertanyakan lagi kepada diri sendiri kenapa tahun 2010 ia memutuskan untuk pulang dan apa yang sudah ia dapatkan dari keputusan yang telah ia buat.
Saat ia berkeliling, karyawan nya menulis sesuatu yang membuat nya tersadar tentang sesuatu dan hingga ia memutuskan untuk melanjutkan usaha ia jalankan
"Saat saya pergi karyawan saya menukiskan. Hidup ini seperti film dimana tempat menjadi layar kaca tempat film di tayangkan, baik atau buruk film yg di tayangkan, engkau tetaplah pemeran utama dalam filem tersebut, jika matamu sudah tertutup maka disitulah akhir dari film tersebut," jelansya.
Melihat tulisan karyawannya, ia mulai mempertanyakan kepada dirinya sendiri lagi, kamu mau seperti apa Kris ?, apakah hiudp seperti ini dan selesai ? Atau kamu tetap menjalankan membentuk cerita yg bisa di ceritakan dikemudain hari, kepada orang-orang ?.
Dengan pemikiran yang cukup panjang, dan memeprtimabngkan banyak hal, menyerah bukanlah suatu keputusan dan ia memilih jalan yang kedua, ia berkeliling di dermaga Tungkal, Jambi dan lain sebagainya.