GeNose C19 Mulai Dipakai di Sektor Penerbangan, Dua Bandara di Angkasa Pura Dua Mulai Uji Coba
Excecutive General Manager Bandara Sultan Thaha Indra Gunawan mengatakan untuk bandara Sultan Thaha Jambi masih belum ada instruksi
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Penggunaan GeNose C19 untuk tes COVID-19 sebagai syarat perjalanan bagi penumpang pesawat rencananya diimplementasikan 1 April 2021 di beberapa bandara dibawah Angkasa Pura II.
Dua diantara bandara yang akan menerapkan penggunaan GeNose C19 tersebut adalah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung).
Excecutive General Manager Bandara Sultan Thaha Indra Gunawan mengatakan untuk bandara Sultan Thaha Jambi masih belum ada instruksi untuk penerapan GeNoses C19.
“Arahan dari Menteri Perhubungan baru untuk empat bandara di Indonesia. Dan Jambi belum termasuk,”ujarnya Sabtu (20/3/2021).
Sementara itu pada 22 Maret 2021 akan dilakukan uji coba dan familiarisasi GeNose C19 di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan selama 5 hari di Bandara Husein Sastranegara dengan kuota sekitar 100 pengetesan per hari. Uji coba ini khusus bagi staf di bandara, belum untuk penumpang.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan uji coba ini untuk memastikan kesiapan tiga aspek sebelum GeNose C19 diimplementasikan di dua bandara tersebut.
“Aspek yang harus dipastikan siap adalah pertama terkait People, berapa jumlah personel yang dibutuhkan dan keahlian apa yang harus dimiliki. Lalu kedua, terkait Process yakni kami harus memiliki SOP dan peta peran dari setiap stakeholder. Kemudian aspek ketiga terkait dengan Facilities, di mana harus ada sarana, prasarana, yang mendukung safety dan security dalam implementasi GeNose C19 pada 1 April di Bandara Husein Sastranegara dan Sultan Mahmud Badaruddin II,” jelas Muhammad Awaluddin.
Lebih lanjut, AP II bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes) akan memastikan hasil tes dari GeNose C19 dapat terintegrasi dengan aplikasi eHAC.
“eHAC yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan saat ini digunakan sebagai pengawasan pelaku perjalanan baik di rute domestik dan internasional, sehingga AP II dan KKP Kemenkes akan memastikan hasil dari GeNose C19 ini juga bisa diinput secara digital ke aplikasi eHAC, sebagaimana juga hasil rapid test dan PCR test yang bisa diinput di aplikasi eHAC,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun di bandara-bandara AP II nantinya calon penumpang pesawat agar melakukan pre-order melalui aplikasi Travelation jika ingin menggunakan GeNose C19, seperti halnya rapid test antigen dan PCR test.
Muhammad Awaluddin menuturkan implementasi GeNose C19 juga akan melibatkan anak usaha PT Angkasa Pura Solusi (APS) yang bertanggung jawab terhadap operasional GeNose C19 di lapangan.
“AP II mendukung penggunaan GeNose C19 karena produk dalam negeri ini telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan disetujui Satgas Penanganan COVID-19 untuk digunakan sebagai alat tes COVID-19 bagi penumpang kereta api jarak jauh. Kami pastikan ketika regulasi menetapkan GeNose C19 dapat digunakan di penerbangan, maka bandara AP II siap memenuhi regulasi tersebut."
GeNose C19 merupakan alat yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada untuk mendeteksi COVID-19 melalui hembusan napas. Hasil pemeriksaan melalui GeNose C19 dapat diketahui dalam waktu sekitar 3 menit.
Di pilihnya bandara Sultan Mahmud Badaruddin II kerena bandara ini merupakan satu diantara bandara tersibuk kedua yang dikelola PT Angkasa Pura II, bandara ini juga pernah mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018 dan terintegrasi dengan LRT.