Militer Indonesia

Sejarah Nanggala Kopassus hingga Kehebatan Operasi di Timor Timor saat Dikomandoi Prabowo Subianto

Sejarah Nanggala Kopassus hingga Kehebatan Operasi di Timor Timor saat Dikomandoi Prabowo Subianto

Editor: Heri Prihartono
Ilustrasi
Sejarah Nanggala Kopassus hingga Kehebatan Operasi di Timor Timor saat Dikomandoi Prabowo Subianto 
TRIBUNJAMBI.COM- Kehebatan Pasukan Khusus Indonesia (Kopassus) di setiap misi militer menyimpan banyak kisah menarik.

Berbagai misi telah dijalankan pasukan khusus Indonesia tersebut, di antaranya saat diterjunkan ke Timor Leste, saat itu bernama Timor-Timur, pada tahun 1975.

Sebenarnya sebelum digelarnya Operasi Seroja yang merupakan operasi militer terbuka, tim Kopassus telah lebih dulu diterjunkan ke sana.


Sebuah tim bernama Tim Nanggala dikirim ke Timor Leste, yang dalam setiap operasinya tim-tim kecil Nanggala kerap menamai timnya justru dengan nama-nama mengejutkan.

Melansir Tribun Batam (30/7/2021), Nama Nanggala di ambil dari istilah pusaka ampuhh dalam legenda Kitab Mahabarata, bernama Nanggala.

Pusaka Nanggala adalah  tombak bergagang pendek yang sangat ampuh milik Prabu Baladewa dari Kerajaan Mandura.

Konon, jika Nanggala ditancapkan ke bumi, maka akan segera terjadi gempa yang mengguncang alam semesta.

Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Yogie Soewardi Memed atau lebih dikenal sebagai Yogie SM (1975) terinspirasi oleh kehebatan Nanggala dan menggunakannya untuk menamai tim kecil intelijen Kopassus.

Dikisahkan, dalam tim kecil intelijen Kopassus, personel Nanggala berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha (Kopassandha).

Saat itu,  proses pembentukan tim pun berjalan alami. Tidak memakai acara pelantikan atau seremoni tertentu.
 Nanggala diambil dari nama pusaka ampuh, akan tetapi di setiap operasinya, tim-tim kecil Nanggala kerap menamai timnya dengan nama-nama yang tidak sangar.

Bahkan  sandi atau kode dengan nama seorang wanita seperti Susi, Tuti, Umi, dan lainnya.

Tim Susi yang saat itu tengah menyelinap di Timor Timur langsung saja diputuskan menjadi Nanggala 2.

Pada Mei 1975, Brigjen Yogie SM memiliki niatan mengirim tim intelijen tempur ke Timtim.

Saat perintah diturunkan, Tim Karsayudha grup 4 atau Tim Susi di bawah pimpinan Kapten Inf Yunus Yosfiah yang semula akan ditunjuk, ternyata telah berangkat ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dua bulan sebelumnya.

Sementara satu Karsayudha  diberangkatkan ke Irian Jaya.
 Tim Susi diputuskan sebagai Nanggala 2 dan Karsayudha yang beroperasi di Irian Jaya diberi kode Nanggala 1.

Dikisahkan,  dalam Perjuangan Pembebasan Irian Barat Agustus 1962. RPKAD telah mengirimkan para pasukan komandonya untuk menyusup di sebelah barat Hollandia (Jayapura).

Mereka bernagkat menggunakan kapal selam kelas Whiskey buatan Soviet milik ALRI.

Guna mendukung kebutuhan Kolonel Inf Dading Kalbuadi sebagai Komandan Operasi Flamboyan dalam melancarkan operasi intelijen tempur di Timtim, Brigjen TNI Yogie, kembali membentuk tim intelijen tempur bernama Nanggala.

Hingga terbentuk  Nanggala 3 (Tim Tuti) dan Nanggala 4 (Tim Umi). Masing-masing dipimpin Mayor Inf Tarub dan Mayor Inf Sofian Effendi.

Anggotanya berasal dari Grup 4 di Cijantung. Jadi, baik Nanggala 1, 2 maupun 3 telah beroperasi di Timtim sejak sebelum dimulainya Operasi Seroja.


Grup 1 berada di bawah pimpinan Letkol Inf Soegito, yang melaksanakan serbuan linud di Dili 7 Desember 1975.

Sedangkan Grup 1 dikomandoi Mayor Inf Kuntara, Wakil Komandan Grup 1 yang melakukan kegiatan intelijen dari perbatasan Timtim sejak September 1975, adalah Nanggala 5.

Nanggala 6 Grup 2 dari Magelang, memiliki tugas penting melakukan pembersihan di sekitar Dili.

Nanggala 7 dioperasikan di kawasab kalimantan Barat, semntara Nanggala 8 dikirim di Suai tanggal 4 Februari 1976.

Sementara Nanggala 10 sampai 13  di Timtim, Nanggala 9, 14 dan 20 dioperasikan di Irian Jaya.

Mayor Inf Sofian Effendi menjadi pemimpin Nanggala 16 di Aceh yang kemudian disusul Nanggala 27 dipimpin Kapten Inf Sutiyoso.

Di antara tugas penting Nanggala 28 pimpinan Kapten Inf Prabowo Subianto adalah mengoordinasikan pasukan yang beroperasi di Maubessie Kecil, Sektor Tengah.

Dalam tugas yang diemban, Nanggala 28 berhasil menewaskan Nikolau Lobato, Presiden Republik Demokrasi Timor Leste (Timor Timor) pada tanggal 30 Desember 1978.


Keberadaan tim Nanggala berkaitan erat dengan sosok Yogie SM, keberadaannya tidak bertahan lama di jajaran Kopassus.

Seiring digantinya Brigjen TNI Yogie SM (1975-1983) dengan Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar (1983-1985) tidak ada lagi pemakaian nama Nanggala.

Fungsi Nanggala berada di Satuan 81 (Sat-81) Penanggulangan Teror (Gultor) atau Grup 3 Sandi Yudha.


(INTISARI/GRID)


 
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved