Berita Nasional

Wawancara Khusus dengan Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie Bagian Dua

Eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie mengibaratkan hubungannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'panas-dingin'.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie 

Kan kalau etika itu, tidak langsung dipecat. Berbeda jika penghianat. Pelanggaran etika tentu sanksinya berbeda, misalnya ada kader jadi juru bicara, melakukan tindak pidana korupsi ya itu otomatis dipecat. Di sana ada koruptor kok bisa kembali lagi.

Kita tidak korupsi selama 15 tahun menjaga nama baik partai, kok kita semena-semena dipecatnya. Ini jadi pertanyaan saya ada apa.

Orang yang dipecat ada banding di aturan internal Demokrat?

Harusnya ada mekanismenya ke mahkamah partai. Kalaupun tidak mendapatkan ruang di sana, kita banding di kongres.

Tapi ini kan merugikan kita, nama baik kita sudah tercemar. Dan publik sudah tahu, saya dipecat dengan tidak hormat walaupun tidak ada kalimat tidak hormat. Saya dipecat karena penghianatan, walaupun ditulisnya pelanggaran etika.

Itu menurut saya, apakah direkayasa untuk mendiskreditkan atau menzolimi, saya tidak mengerti.

Saat saya Sekjen pada 2004, saya orang partai yang pertama dipanggil ke Cikeas oleh Bu Ani.

Bu Ani menyampaikan bapak ada di dalam, tapi tidak enak di luar ramai sekali. Bapak mau jadi apa? Saya perjalanan banyak, termasuk deklarasi Pak SBY dengan Pak JK.

Saya diminta Pak SBY untuk menyiapkan deklarasi dalam waktu dua hari. Untung Direktur JCC teman saya. Saya langsung ke DPP menyiapkan undangan untuk diantar ke tokoh-tokoh nasional. Dan deklarasi sukses luar biasa.

Baca juga: Harga Motor Sport 250 cc Naked Bike - Yamaha MT-25, Kawasaki, KTM Duke, Benelli, Keeway, Cleveland

Baca juga: Link Nonton Vincenzo Sub Indo Episode 5: Pihak Wusung Tahu Dalang Dibalik Teror Adalah Vincenzo

Baca juga: Bintang Porno Tampil di Video Musik, Lepas Kerudung dan Jaket Lalu Joget Erotis

Sehingga wajar Bu Ani nanya begitu. Saya punya komitmen dengan Pak SBY saya ingin membenahi partai, cukup saya jadi sekjen saja.

Saya tidak punya niat untuk jadi pejabat. Ketika saya jadi Sekjen, semua peraturan organisasi kepartaian saya siapkan.

Saya paling gak suka mas, kalau kita rapat dengan SBY, belum selesai pak SBY ngomong, ada yang siap pak, siap pak.

Soal Rekonsiliasi?

Nah disitulah harusnya pak SBY sebagai tokoh sentral partai Demokrat, walaupun ketokohan itu kan seperti figur. Ada kan orang lain, kemudian dia ada masa turunnya mas, disini kan harus ditunjang dengan tokoh baru. Iya kan?

Saya sengaja dulu disertasi saya itu finance, karena saya masuk politik, disertasi saya itu tentang marketing politik kenapa orang memilih partai politik

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved