Berita Nasional
Menakjubkan, Burung Pelanduk Kalimantan Akhirnya Ditemukan di Hutan Kalsel, Setelah 172 Tahun Hilang
Burung Pelanduk Kalimantan yang sangat langka akhirnya ditemukan warga setelah 172 tahun hilang.Burung ini bernama latin Malacocincla Perspicillata.
"Kami sekarang juga tahu seperti apa rupa Pelanduk Kalimantan — burung yang difoto itu menunjukkan beberapa perbedaan dari satu-satunya spesimen yang diketahui, khususnya warna iris, paruh dan kaki. Ketiga bagian tubuh burung ini diketahui telah kehilangan warnanya dan sering kali diwarnai secara buatan selama proses taksidermi. "
"Penemuan itu juga menegaskan bahwa spesies ini tetap ada meskipun terjadi deforestasi besar-besaran dan konversi habitat di bagian Kalimantan yang kurang dikenal ini. Oleh karena itu ada kemungkinan yang sangat besar burung itu terancam kehilangan habitatnya."
Teguh Willy Nugroho, satu penulis makalah BirdingASIA itu dan juga staf Taman Nasional Sebangau di Kalimantan, dan anggota pendiri BW Galeatus mengamati, penemuan luar biasa ini menunjukkan pentingnya jaringan masyarakat lokal, pengamat burung, dan ilmuwan profesional dalam mengumpulkan informasi tentang keanekaragaman hayati Indonesia.
Katanya, temuan ini bisa menjadi penting di daerah-daerah terpencil yang tidak mudah diakses oleh para ilmuwan.
"Saya rasa sungguh menakjubkan bahwa kami berhasil mendokumentasikan salah satu penemuan zoologi paling luar biasa di Indonesia, jika bukan di Asia (sebagian besar melalui komunikasi online) di di tengah pandemi virus corona, yang membuat kami tidak bisa mengunjungi lokasi," kata Teguh.
Penemuan Burung Pelanduk Kalimatan itu secara dramatis menunjukkan betapa kurang dikenalnya keanekaragaman burung di Indonesia, yang merupakan terbesar di Asia — dengan lebih dari 1.700 spesies ditemukan di banyak pulau kecil yang disurvei di seluruh nusantara.
• Adegan Video Jessica Iskandar Goyang dengan Bule Bikin Heboh, Ibunda El Barack Punya Pacar Baru?
• Cara Mengenali Penipuan Undian Berhadiah lewat SMS dan WhatsApp, Cermati Kontak Pengirim Pesan
"Sungguh menyedihkan untuk berpikir bahwa ketika Pelanduk Kalimantan terakhir terlihat, buku 'Origin of Species' karya Charles Darwin bahkan belum dipublikasikan dan merpati pengembara yang sekarang punah tergolong burung yang paling umum di dunia," kata Ding Li Yong, seorang ahli konservasi di Asia dengan badan amal konservasi burung terkemuka di dunia, BirdLife International, dan juga penulis makalah.
"Siapa yang tahu kekayaan apa yang ada jauh di dalam hutan hujan Kalimantan, terutama di bagian Indonesia, dan kebutuhan terpenting untuk melindungi mereka demi generasi masa depan.
Potensi sangat besar untuk konservasi burung
Mohammad Irham, peneliti bidang ornitologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menyambut baik atas penemuan burung langka itu.
"Ini adalah penemuan yang bagus sekali. Artinya, di antara sekian banyak berita bahwa burung-burung di Indonesia pada umumnya di bawah ambang penurunan populasi karena pemanfaatan yang berlebihan, tetapi kita masih bisa menemukan spesies yang sudah atau hampir dianggap punah," ujar Irham kepada BBC Indonesia.
"Kita masih memiliki potensi yang sangat besar bagi konservasi bagi burung-burung di Indonesia. Apalagi kalau mengingat di Kalimantan hutan dataran rendahnya sudah terkonversi menjadi peruntukan lain," lanjutnya.

Dikatakannya, penemuan burung jenis itu menjadi hal yang membangkitkan optimisme. Artinya, masih ada habitat-habitat di Kalimantan yang cocok bagi berbagai jenis burung.
"Ini menandakan juga bahwa mengapa burung ini ditemukan kembali setelah sekian lama, itu salah satunya [karena] penelitian atau survei burung di Indonesia, terutama di luar Jawa, masih sangat kurang."
"Maka dengan adanya kelompok-kelompok pemerhati burung, seperti Galeatus dan Birdpacker, bisa membuat suatu kemajuan yang baik sekali bagi pengetahuan burung di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa," katanya.