Pangeran Arab Saudi MBS Biayai Perjalanan Pasukan Pembunuh Jamal Khashoggi, Bukti di Dokumen Rahasia
Dua jet pribadi yang dipakai pasukan pembunuh Arab Saudi yang menewaskan dan diduga memenggal jurnalis Jamal Khashoggi dimiliki oleh sebuah perusahaan
Aljabri menuduh putra mahkota mengirim tim pembunuh bayaran untuk membunuhnya di Kanada, hanya beberapa hari setelah Khashoggi dibunuh.
MBS mendapat panggilan pengadilan itu melalui WhatsApp.
Namun, pada Desember, pengacara pangeran meminta pengadilan untuk membatalkan kasus tersebut.
Bukti bahwa kepemilikan armada pesawat pribadi telah dipindahkan ke Dana Investasi Publik Arab Saudi belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Hal ini menjadi bukti baru yang mengaitkan MBS dengan kematian Khashoggi.
Pada Oktober 2018, tidak lama setelah pembunuhan Khashoggi, Wall Street Journal mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini.
Dilaporkan bahwa jet Gulfstream yang digunakan oleh para pembunuh itu milik perusahaan yang dikendalikan oleh MBS.
"Dia (MBS) akan melacak [perusahaan] dan akan mengetahui bagaimana itu digunakan," ujar Hoffman, mantan Direktur Divisi Timur Tengah CIA.
"Dan itu menjadi bukti yang lebih potensial etbahwa dia tahu tentang ini. Yang selalu menjadi perdebatan. Ini bukan sekadar bukti biasa, tapi lebih dari itu."
Baca juga: Ayu Ting Ting Grogi Saat Bertemu Arya Saloka, Ibu Bilqis Dapat Ucapan Ini dari Mas Al: Deg-degan!
Baca juga: Penjabat Gubernur Jambi Buka Forum OPD untuk Ketahanan Pangan
MBS pasti tahu
Segera setelah Kamis (25/2/2021), komunitas intelijen AS akan merilis laporan yang telah lama ditunggu publik, dengan detail baru tentang mereka yang berada di balik kematian Khashoggi.
Tidak lama setelah jurnalis Saudi itu dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul, CIA menilai dengan keyakinan tinggi bahwa MBS secara pribadi telah memerintahkan pembunuhan tersebut.
Tetapi pejabat intelijen tidak pernah berbicara secara terbuka atau memberikan bukti.
Seorang penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juni 2019 menemukan bahwa "tidak mungkin" MBS tidak mengetahui operasi tersebut.
Pejabat Saudi di Washington dan Riyadh tidak segera menanggapi pernyataan baru tersebut.