Berita Nasional

Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten Bikin Warga Takut dan Tak Nyenyak Tidur, Banyak Rumah Roboh

Tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten bikin warga takut.

Editor: Rahimin
(KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN)
Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten. Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten Bikin Warga Takut dan Tak Nyenyak Tidur, Banyak Rumah Roboh 

Dari 115 KK di sana sebelumnya, hingga saat ini yang sudah direlokasi mencapai 72 KK. Sementara sisanya masih bertahan dan harus pindah dalam waktu dekat ke tempat yang aman.

Ashanty Sakit Autoimun dan Kini Positif Covid-19, Anang Hermansyah Panik saat Istrinya Tak Kuat

Sinopsis Ikatan Cinta 24 Februari: Rencana Elsa yang Tiada Habisnya, Mama Sarah Masih Terus Terlibat

Baca juga: Cerita Jusuf Kalla Dipecat Gus Dur Jadi Menteri, Dipilih Megawati Jadi Menteri dan Dampingi Jokowi

Penyebab tanah bergerak

Dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Febby Rizky Pratama, pergerakan tanah akan terus berlangsung di Jampang Cikoneng, sehingga wilayah itu tidak cocok untuk permukiman.

Itu berdasarkan hasil kajian dari dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung pada 2019 lalu.

"Waktu itu Badan Geologi sudah mengatakan, pergerakan tanah akan terus terjadi sampai titik jenuhnya, dan titik jenuhnya kita tidak tahu sampai kapan. Hanya yang jelas, pergerakan tanah sifatnya lambat dan lama," kata Febby.

Pergerakan tanah disebabkan  faktor alam dan manusia. Faktor alam adalah jenis tanah di pemukiman tersebut merupakan tanah yang menyerap air dan berada di tepi sungai.

Secara lambat laun, air yang berada di bawah permukaan akan mendorong tanah hingga ke sungai.

Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten.
Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten. ((KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN))

"Kalau dilihat di sana, patahan tanahnya juga sampai ke ujung sungai," kata dia.

Kedua,  faktor manusia, di mana pola drainase yang salah juga menyebabkan tanah bergerak.

Menurut Febby, limbah air rumah tangga selama ini dibuang langsung ke dalam tanah, sehingga membuat tanah di bawah permukaan lebih basah dan memicu pergerakan.

Katanya,  pemerintah sudah mengambil langkah untuk warga yang terdampak pergerakan tanah di Jampang Cikoneng. Pihaknya

meminta warga meninggalkan permukiman dan melakukan relokasi mandiri ke tempat yang jauh lebih aman.

Baca juga: Ikatan Cinta 24 Februari 2021: Tak Terima Kenyataan Reyna Bukan Anak Roy, Al Sampai Mau Tes DNA

Baca juga: Komjen Agus Andrianto Dilantik Jadi Kabareskrim, Harta Kekayaannya Punya Mobil  Senilai Rp 60 Juta

Menurut Febby, hasil pendataan dibutuhkan dana total Rp 700 juta untuk mengevakuasi korban terdampak.

Nantinya warga akan diberikan dana stimulan dengan nilai maksimal Rp 25 juta untuk relokasi mandiri.

Proposal permohonan dana sudah diajukan ke Bupati Lebak, tinggal menunggu persetujuan.

"Sambil menunggu disetujui, kita lakukan musyawarah, ada dua berita acara di mana warga bersedia melakukan relokasi mandiri dan menyatakan tidak akan tinggal di sana lagi. Kampung tersebut harus dikosongkan," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten, Mencari Penyebab dan Solusinya"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved