Berita Nasional

Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten Bikin Warga Takut dan Tak Nyenyak Tidur, Banyak Rumah Roboh

Tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten bikin warga takut.

Editor: Rahimin
(KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN)
Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten. Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten Bikin Warga Takut dan Tak Nyenyak Tidur, Banyak Rumah Roboh 

Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten Bikin Warga Takut dan Tak Nyenyak Tidur, Banyak Rumah Roboh

TRIBUNJAMBI.COM - Tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten bikin warga takut.

2 tahun terakhir, bencana tanah bergerak kali ini adalah yang kedua terjadi di lokasi yang sama.

Bencana pertama kali terjadi sekitar awal 2019 lalu. Saat itu, tanah di bawah permukiman yang dihuni oleh 115 kepala keluarga (KK) tiba-tiba bergeser.

Ada 36 rumah terdampak langsung dengan kondisi rusak ringan hingga roboh. Kejadian terbaru terjadi bertahap, mulai dari Desember 2020 dan terus terjadi hingga awal Februari 2021. Ada puluhan rumah yang terdampak

Asal 600 Butir Amunisi Yang Dijual Praka MS ke Warga Sipil Diduga Untuk KKB Papua, Ini Modusnya 

Jennie BLACKPINK Sudah Pacaran Setahun dengan G-Dragon BIGBANG, Dispatch Melaporkan Eksklusif

Cemas, Sosok King Maker Kasus Suap Jaksa Pinangki Dibongkar MAKI di KPK, Ternyata Pejabat Tinggi

Warga dihantui perasaan khawatir

Warga setempat, Surya mengatakan, pada 2019 lalu, rumahnya tidak terdampak langsung pergerakan tanah.

Namun, kini sebagian tembok rumahnya retak. Bahkan fondasi dapurnya sudah miring.

"2019 lalu saya tenang-tenang saja, warga lain pindah, saya tetap bertahan karena tidak terdampak. Sekarang tiap malam deg-degan rumah takut roboh tiba-tiba," kata Surya saat ditemui Kompas.com pada awal Februari 2021.

Kata Surya, total ada 41 rumah terdampak langsung pergerakan tanah tahap kedua ini.

Beberapa bangunan retak hingga yang paling parah mengalami roboh. Seperti rumah satu warga, Ening (60), yang rumahnya roboh pada pertengahan Januari 2021.

"Tahun lalu hanya retak biasa, tapi masih bertahan di sini karena masih layak. Tapi semakin hari semakin parah, rumah sempat miring lalu roboh saat hujan minggu lalu," kata Ening

Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten.
Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten. ((KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN))

Ening saat ini mengungsi ke rumah anaknya yang berada di sebelah rumahnya yang roboh.

Rumah tersebut, mungkin juga akan bernasib serupa dengan rumahnya, yakni roboh karena saat ini sudah retak-retak.

Setiap malam, menurut Ening, keluarganya tidak bisa tidur nyenyak, khawatir rumahnya roboh.

Barang-barang penting sudah dikemasi, sehingga ketika terjadi satu hal yang buruk, bisa lekas menyelamatkan diri.

Seperti rumah Ening (60), yang rumahnya roboh pada pertengahan Januari 2021 lalu.

"Tahun lalu hanya retak biasa, tapi masih bertahan di sini karena masih layak, tapi semakin hari semakin parah, rumah sempat miring lalu roboh saat hujan minggu lalu," kata Ening.

Ening saat ini mengungsi ke rumah anaknya yang berada di sebelah rumahnya yang roboh.

Rumah tersebut, kata Ening, mungkin juga akan bernasib serupa dengan rumahnya, yakni roboh karena saat ini sudah retak-retak.

Jennie BLACKPINK dan G-Dragon BIGBANG Dikabarkan Pacaran, Jennie Pernah Membintangi Video Klip GD

Gempa Magnitudo 4.7 Guncang Gunungkidul Rabu (24/2) Pagi

Lowongan Kerja PT Kao Indonesia untuk Lulusan D3 hingga S1, Ada 10 Posisi, Catat Kriterianya

Setiap malam, menurut Ening, keluarganya tidak bisa tidur nyenyak, khawatir rumahnya roboh.

Barang-barang penting juga sudah dikemasi, sehingga ketika terjadi satu hal yang buruk, bisa lekas menyelamatkan diri.

Ening dan Surya merupakan tetangga dekat, hanya berselang satu rumah. Bangunan keduanya berada sangat dekat dengan titik tanah yang bergeser.

Surya sempat menunjukkan kepada Kompas.com di mana sepetak tanah kosong di dekat rumahnya yang bergerak dengan ditandai posisi pohon yang berubah tempat.

Di lokasi tersebut juga terdapat patahan setinggi lebih kurang 1 meter antar bagian tanah satu dengan yang lain.

Menurut Surya, patahan tersebut yang bergeser sejak 2019 lalu hingga saat ini.

Ubay selaku ketua RT setempat mengatakan, tanah bergerak kali kedua ini mulai terjadi pada Desember 2020, saat hujan turun berhari-hari.

"Tadinya satu, dua rumah retak, lalu ada yang roboh. Total hingga saat ini 41 rumah rusak, 3 rumah sudah roboh karena tanahnya bergeser. Tiap setelah hujan pasti ada laporan rumah retak bahkan roboh," kata Ubay di Kampung Jampang Cikoneng, Lebak, Senin (1/2/2021).

Ubay mengatakan, saat tanah bergerak 2019 lalu, sebagian warga sudah direlokasi dengan bantuan pemerintah untuk membangun rumah di lokasi yang lebih aman.

Namun, saat ini beberapa rumah warga yang masih bertahan terdampak langsung pergerakan tanah.

Dari 115 KK di sana sebelumnya, hingga saat ini yang sudah direlokasi mencapai 72 KK. Sementara sisanya masih bertahan dan harus pindah dalam waktu dekat ke tempat yang aman.

Ashanty Sakit Autoimun dan Kini Positif Covid-19, Anang Hermansyah Panik saat Istrinya Tak Kuat

Sinopsis Ikatan Cinta 24 Februari: Rencana Elsa yang Tiada Habisnya, Mama Sarah Masih Terus Terlibat

Baca juga: Cerita Jusuf Kalla Dipecat Gus Dur Jadi Menteri, Dipilih Megawati Jadi Menteri dan Dampingi Jokowi

Penyebab tanah bergerak

Dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Febby Rizky Pratama, pergerakan tanah akan terus berlangsung di Jampang Cikoneng, sehingga wilayah itu tidak cocok untuk permukiman.

Itu berdasarkan hasil kajian dari dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung pada 2019 lalu.

"Waktu itu Badan Geologi sudah mengatakan, pergerakan tanah akan terus terjadi sampai titik jenuhnya, dan titik jenuhnya kita tidak tahu sampai kapan. Hanya yang jelas, pergerakan tanah sifatnya lambat dan lama," kata Febby.

Pergerakan tanah disebabkan  faktor alam dan manusia. Faktor alam adalah jenis tanah di pemukiman tersebut merupakan tanah yang menyerap air dan berada di tepi sungai.

Secara lambat laun, air yang berada di bawah permukaan akan mendorong tanah hingga ke sungai.

Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten.
Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten. ((KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN))

"Kalau dilihat di sana, patahan tanahnya juga sampai ke ujung sungai," kata dia.

Kedua,  faktor manusia, di mana pola drainase yang salah juga menyebabkan tanah bergerak.

Menurut Febby, limbah air rumah tangga selama ini dibuang langsung ke dalam tanah, sehingga membuat tanah di bawah permukaan lebih basah dan memicu pergerakan.

Katanya,  pemerintah sudah mengambil langkah untuk warga yang terdampak pergerakan tanah di Jampang Cikoneng. Pihaknya

meminta warga meninggalkan permukiman dan melakukan relokasi mandiri ke tempat yang jauh lebih aman.

Baca juga: Ikatan Cinta 24 Februari 2021: Tak Terima Kenyataan Reyna Bukan Anak Roy, Al Sampai Mau Tes DNA

Baca juga: Komjen Agus Andrianto Dilantik Jadi Kabareskrim, Harta Kekayaannya Punya Mobil  Senilai Rp 60 Juta

Menurut Febby, hasil pendataan dibutuhkan dana total Rp 700 juta untuk mengevakuasi korban terdampak.

Nantinya warga akan diberikan dana stimulan dengan nilai maksimal Rp 25 juta untuk relokasi mandiri.

Proposal permohonan dana sudah diajukan ke Bupati Lebak, tinggal menunggu persetujuan.

"Sambil menunggu disetujui, kita lakukan musyawarah, ada dua berita acara di mana warga bersedia melakukan relokasi mandiri dan menyatakan tidak akan tinggal di sana lagi. Kampung tersebut harus dikosongkan," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten, Mencari Penyebab dan Solusinya"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved