Indonesia Berencana Akan Boyong Puluhan Unit Pesawat Tempur di Tahun ini, Simak Kecanggihannya
Merujuk dokumen Rapim TNI 2021 beberapa waktu lalu, Indonesia rencananya akan memboyong 36 unit Rafale dan 8 unit F-15 EX. Harapannya, 6 unit F-15 EX
TRIBUNJAMBI.COM - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo menyatakan, pihaknya akan membeli sejumlah alutsista modern secara bertahap hingga tahun 2024.
”Mulai tahun ini hingga 2024 kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap,” kata Fadjar dalam keterangan resminya saat berpidato di Rapim TNI AU di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021).
F-15 EX merupakan pesawat pabrikan Boeing, Amerika Serikat (AS). Pesawat ini merupakan versi paling baru dari F-15 dan disebut yang paling canggih.
Baca juga: Mabes Polri Mulai Bicarakan Hukuman Berat ini untuk Kompol Yuni Cs, Hukuman Mati?
Baca juga: Niat Sholat Tahajud, Lengkap dengan Cara Mengerjakan Serta Doa Setelah Menunikan Sholat
Baca juga: Ramalan 12 Shio Lengkap Sabtu 20 Februari 2021, Simak Punyamu, Apakah Masuk Kategori Beruntung
Pesawat ini dilengkapi sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning and Survivability System. Kemampuan tersebut berguna untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.
Dilansir dari situs Boeing, F-15EX menyelesaikan penerbangan pertama pada 2 Februari 2021. Varian modern dari F-15 ini juga mencakup kontrol penerbangan fly-by-wire, kokpit digital baru, radar AESA modern dan ADCP-II, dan diklaim beroperasi dengan komputer misi tercepat di dunia.
Boeing menjelaskan produknya ini mengantongi sertifikasi pengangkutan senjata yang tak tertandingi dan izin muatan memungkinkan pengangkutan senjata canggih yang tidak dapat dibawa di teluk internal seperti senjata hipersonik.
Boeing juga mempromosikan kecanggihan radar dan sensor jet tempur F-15EX, di mana menghadirkan rangkaian peperangan elektronik terintegrasi untuk memberikan spektrum perlindungan penuh sambil memungkinkan keterlibatan dominan dari ancaman baru dan yang muncul.
Masih dari situs Boeing, F-15EX diklaim menampilkan kokpit abad ke-21, menyediakan akses waktu nyata terkait informasi medan perang dan meningkatkan pemahaman pilot tentang lingkungan mempercepat pengambilan keputusan saat bertempur.
Terakhir, Boeing menyebut F-15EX menghadirkan arsitektur Sistem Misi Terbuka untuk memungkinkan penyisipan, teknologi digital yang cepat.
Adapun Dassault Rafale adalah jet temput buatan Perancis. Dilansir dari situs resminya, pesawat ini memiliki kapabilitas 'Omnirole'.
Rafale juga dapat berperan dalam misi permanen 'Peringatan Reaksi Cepat' pertahanan udara atau kedaulatan udara. Dassault Rafale diklaim mampu sebagai proyeksi kekuatan dan penyebaran untuk misi eksternal, misi serangan dalam, dukungan udara untuk pasukan darat, misi pengintaian, serangan pelatihan pilot, dan tugas pencegahan nuklir.
Dassault menyebut Rafale dilengkapi keserbagunaan, yaitu kemampuan dengan sistem yang sama untuk melakukan misi yang berbeda, interoperabilitas atau kemampuan untuk bertarung dalam koalisi dengan sekutu, menggunakan prosedur umum dan perjanjian standar, serta berkolaborasi dan berkomunikasi secara real-time dengan sistem lain.
Rafale juga diklaim baik unjuk kekuatan di ketinggian rendah, kecepatan tinggi yang dissuasive, atau bahkan membatalkan misi sampai detik terakhir (reversibilitas).
Terkait harga, hingga saat ini belum ada keterangan resmi berapa harga kontrak pengadaan F-15 EX maupun Dassault Rafale.
Di Amerika Serikat sendiri nilai kontrak pengadaan pesawat tersebut masih jadi tanda tanya. Menurut laporan Air Force Magazine, biaya per unit F-15EX dalam kontrak yang baru dibuat Angkatan Udara AS mencapai sebesar US$87,7 juta atau sekitar Rp1,2 triliun (kurs Rp14.010 per dolar AS).