Berita Internasional
Indonesia Wajib Siaga di Natuna, Tahun Ini Diprediksi Ahli Akan Pecah Perang Dunia III di LCS
Bahkan buat negara-negara di Asia Tenggara atau ASEAN termasuk Indonesia harus tingkatkan pengamanan di perbatasan atas peringatan itu.
Bahkan dengan melakukan serangan berulang kali ke wilayah udara negara tersebut secara terus menerus.
Lusinan pesawat pengebom dan jet tempur dikerahkan di atas Selat Taiwan.
“Kami dengan serius memberi tahu pasukan kemerdekaan Taiwan: mereka yang bermain api akan membakar diri mereka sendiri, dan kemerdekaan Taiwan berarti perang," ungkap Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China seperti yang dikutip Express.co.uk.
Kegiatan militer pun dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China di Selat Taiwan merupakan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
"Mereka adalah tanggapan serius atas campur tangan eksternal dan provokasi oleh pasukan 'kemerdekaan Taiwan'," lanjut Wu Qian.
Baca juga: NASIB Dayana, Followers Instagramnya Anjlok, Kini Minta Maaf Sebut Ada Kesalahan: Cinta Indonesia
Baca juga: Terungkap Nasib Kompol Yuni Usai Ditangkap Gegara Pakai Narkoba, Terkuak Lewat 11 Instruksi Kapolri
Baca juga: Buntut Kompol Yuni Ditangkap Gegara Narkoba, Kapolri Listyo Sigit Keluarkan 11 Poin Instruksi Ini
Melanjutkan pendekatan mantan Presiden Amerika Serikat sebelumnya, Donald Trump ke wilayah tersebut, Biden telah menyatakan bahwa dia mendukung kemerdekaan Taiwan dari China.
Dalam panggilan telepon pertamanya dengan Ketua Komunis China Xi Jinping, Presiden AS menegaskan komitmennya selalu pada Taiwan.
“Saya juga berbagi keprihatinan tentang praktik ekonomi Beijing, pelanggaran hak asasi manusia, dan pemaksaan terhadap Taiwan. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan bekerja dengan China jika hal itu menguntungkan rakyat Amerika," katanya Biden.
Namun, dalam wawancara CBS, Biden mengatakan dia memandang hubungan AS dengan China sebagai salah satu "persaingan ekstrim" untuk kedua negara itu.
Meskipun laporan tersebut menurunkan risiko konflik di Laut China Selatan, namun para ahli masih memperingatkan bahwa dampak konflik akan tinggi.
Risiko lain yang disorot oleh laporan itu termasuk pengembangan lebih lanjut soal senjata nuklir atau pengujian rudal balistik kepada Korea Utara, yang memicu ketegangan militer yang meningkat di Semenanjung Korea.
Risiko tingkat satu yang lebih rinci juga soal peningkatan kekerasan dan ketidakstabilan politik di Afghanistan.
Konfrontasi bersenjata antara Iran dan Amerika Serikat dan serangan dunia maya yang sangat mengganggu pada infrastruktur penting AS.
Itu terjadi setelah kapal perang milik Angkatan Laut AS berlayar jauh di pulau-pulau yang diklaim oleh China di perairan sengketa minggu ini.

Kapal perusak berpeluru kendali USS Russell pun jauh berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Kepulauan Spratly di bagian selatan jalur air 1,3 juta mil persegi, yang hampir semuanya diklaim sepihak oleh China sebagai wilayah kedaulatannya.