Menteri Perdagangan M Lutfi Ungkap Sisi Lain Jokowi yang Membuat Dirinya Pusing, 'Beda dengan SBY'

Menteri Perdagangan Lutfi juga mengungkap sisi lain Presiden Jokowi yang membuatnya pusing ketika usai rapat di Istana Negara, apakah itu? 

Editor: Rohmayana
ist
Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). 

Kalau bisa melihat, muka saya ini ada bekas masker karena saya ini disiplin sekali, tidak pernah lepas masker. Saya di ruangan sendirian, tidak dengan staf. 

Jadi, saya disiplin sekali pakai masker, sebisa mungkin tidak membuka masker. Jadi, kadang kalau ada tamu, saya tidak menyiapkan minuman agar tamu saya tidak membuka maskernya. 

Saya minum jamu, jahe terutama, temulawak, terus saya minum vitamin sekira 9 per hari nya. 

Baca juga: Kementerian Agama Tetap Lakukan Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1442H

Tanya: 

Waktu tidur diatur juga, Pak? 

Jawab:

Saya tidur tidak ada masalah, saya tidur jam 12 atau setengah 1 malam. Saya subuh bangun setengah 5, biasanya otak saya berpikir cemerlang ketika pagi-pagi. 

Saya takut sekali makanya saya disiplin banget. Saya sudah vaksin 2 kali, tapi ini semua kena (Covid-19), ajudan saya 3 orang kena semua, supir saya 2 orang kena, sekretaris saya di kantor kena juga. 

Jadi, saya benar-benar dikelilingi sama yang kena. Kemarin, 10 hari tidak bekerja di kantor, work from home untuk memutus penularan di kantor. 

Tanya: 

Relasi perekonomian Indonesia erat dengan China, menurut data perbankan tahun 3 tahun lalu ketika pertumbuhan ekonomi China naik 1 persen, maka Indonesia tumbuh 0,25 persen. Sebaliknya, kalau China turun 1 persen, Indonesia turun 0,25 persen. Berapa signifikan kenaikan ekonomi China terhadap Indonesia sekarang di saat pandemi? 

Jawab: 

Jadi begini, mungkin 3 tahun lalu itu simbiotik antara kita dengan China akurat karena kita menjual migas dan bahan mentah yakni batu bara dan gas ke China. Jadi, kalau China ekonominya tumbuh 5 persen, mungkin efeknya ke kita 0,25 persen. 

Tetapi, kita sekarang lagi berevolusi untuk menjual barang industri dan industri berteknologi tinggi. Contohnya, kita menjual besi ke China itu besar sekali, ekspor kita ke China itu 7 miliar dolar AS besinya dan pada saat bersamaan kita impor 7 miliar dolar AS dari China. 

Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita ini sekarang sudah sejajar karena kita sudah berevolusi ke barang industri dan barang industri berteknologi tinggi. 

Dengan kita berevolusi ke industri di masa yang akan datang, nanti ketergantungan kita dengan ekonomi China itu juga akan lebih independen karena sekarang itu meski defisit kita tinggi karena membeli barang industri dari sana dan yang kita jual masih barang mentah. 

Lalu dengan tingginya investasi, apalagi kalau melihat dua produk yakni besi dan baja serta otomotif dan sparepart itu semua asal muasalnya adalah investasi. 

Kalau mobil itu adalah investasi Jepang dan itu saya saksi sejarahnya karena saya waktu itu duta besar, waktu saya datang ke Jepang tahun 2010 itu, investasi Jepang ke Indonesia itu 715 juta dolar AS. 

Waktu saya pulang dari Jepang, investasinya naik 700 persen ke 4,7 miliar dolar AS karena Jepang itu datang berbondong-bondong untuk investasi di mobil. 

Jadi dalam 3 tahun waktu saya di sana, mungkin industri otomotif tumbuh mendapatkan investasi 8 miliar dolar AS. 

Jadi, Mitsubishi, Nissan, Suzuki, dan Toyota double kapasitas. Lalu, Daihatsu produksinya di Indonesia sekarang ini lebih besar daripada di Jepang. 

Jadi, ini menyebabkan tiba-tiba tahun 2018, otomotif itu masuk 10 besar ekspor nonmigas kita. Sempat jadi nomor 3 dan sekarang jadi nomor 6 karena eskpor kita turun dari 315 ribu mobil menjadi 250 ribu mobil tahun lalu. 

Jadi, saya ingin mengatakan dengan evolusi kita menjual barang industri dan industri berteknologi tinggi, ketergantungan kepada China itu makin lama akan makin sedikit. 

Lalu, kalau melihat investasi yang lebih dari 5 miliar dolar AS itu sangat terkait dengan ekspor nonmigas kita. Contohnya itu adalah besi dan besi baja. 

Sekarang ini kita adalah penghasil stainless steel nomor 2 di dunia karena investasi di satu tempat yakni Sulawesi Tenggara dari Morowali. Ini menyebabkan industri tumbuh. 

Ini akan diikuti dengan tempat-tempat industri dengan investasi yang syarat dengan modal yaitu Weda Bay di Maluku Utara, kita mendapatkan investasi besar sekali. 

Di Bintan untuk alumina dan alumunium smelter ini ada sekira 5 atau 6 pusat industri lebih dari 5 miliar dolar AS. 

Ini menyebabkan nanti Indonesia akan berevolusi jadi negara penjual barang industri dan industri berteknologi tinggi. 

Namun, masalahnya akan banyak, kita sekarang ini lagi dikerjai dimana-mana. Di Filipina dikasih anti dumping, di Vietnam dikerjai juga. 

Di Eropa kita pergi ke lembaga sengketa World Trade Organization (WTO) karena Indonesia sekarang barangnya menjadi sangat kompetitif. Pabriknya baru, ongkosnya murah, dimanapun jadi ancaman bagi negara-negara lain karena negara kita jadi satu di antara produsen yang efisien. 

Jadi, jangan khawatir, kita sudah berevolusi. 

Baca juga: Anies Diminta Kaji Ulang Calon Wali Kota Jakarta Selatan, Ternyata Ini Alasannya, Masalah Banjir?

Tanya: 

Pak menteri juga businessman pernah aktif sebagai wakil ketua umum Kadin dan Hipmi, dalam situasi pandemi ini kita harus bisa memanfaatkan peluang. Apa kira-kira bisnis yang patut digeluti ke depan dengan prospek bagus di kalangan UKM agar bertahan atau tumbuh di tengah pandemi? 

Jawab: 

Kalau saya terus terang, semua yang berbasis digital ini akan menjadi suatu terobosan luar biasa. Kalau saya membaca bagaimana Gojek pada 2017 jual martabak di Jakarta Rp 500 miliar setahun. 

Saya tanya sekarang, berapa tukang martabak yang jualan di Gojek? Paling 200 pedagang, kalau 200 pedagang dibagi Rp 500 miliar ini jangan-jangan pendapatan per bulamnya jauh lebih tinggi daripada menteri. 

Cuma masalahnya begini, karena ini era kolaborasi, Anda mesti jual martabak harus enak. Kalau tidak enak pasti tidak laku karena ini kolaborasi, ini adalah era baru. 

Bisa dibayangkan, sekarang ada di Bintaro jual pisang madu. Penjualannya Rp 150 juta per hari, kalau Rp 150 juta itu pisangnya Rp 50 juta atau Rp 20 juta ongkos pisangnya satu hari. 

Bisa dibayangkan Rp 20 juta itu pisangnya berapa truk? Jadi, ini adalah era baru, jadi kalau saya ditanya kita mesti kemana? Kita mesti dagang lagi, jadi eksportir baru lagi. 

Namun, saya akan atur perdagangannya, bukan proteksi, tapi saya ingin perdagangan di Indonesia punya bidang level sama serta pasar sejajar, terutama di digital. 

Saya lagi pelajari supaya semoga pasar kita didominasi orang indonesia. 

Tanya: 

Sebagai pertanyaan penutup, Pak Lutfi sudah melayani dua Presiden. Apa perbedaannya melayani karakter Pak Susilo Bambang Yudhoyono dengan Pak Jokowi? 

Jawab: 

Dua-duanya ini orang yang spesial, tapi yang sama Pak Jokowi, dia ini orang yang detil. Sangat detil masalah harga, kadang kita mesti cek apa yang kita kerjakan ini  punya orientasi benar. 

Beliau mempunyai penguasaan, terutama angka-angka luar biasa. Jadi, ini yang membuat saya harus terus bisa berpijak di mana bumi dijunjung karena kalau tidak saya kalah presentasinya. 

Saya terus terang saja, Pak Jokowi orang tegas, saya tahun 2016 pernah menghadap beliau sebagai pengusaha. 

Jadi, waktu beliau cerita, beliau tanya 'tahu tidak Pak Lutfi berapa peraturan yang menghambat investasi?'. 

Terus saya menyebutkan '3 ribu'. Pak Jokowi bilang 'oh bukan, itu adalah peraturan daerah yang hambat investasi'. 

Lalu beliau bilang 'ini ada 700 Undang-undang yang menggangu'. Makanya itu keluar Omnibus Law. Itu beliau sudah bicara tahun 2016 bagaimana banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengganggu jalannya usaha. 

Beliau itu masalah angka hafal, itu waktu ke waduk di Jatigede yang dari zaman Sukarno dibicarakan. Beliau bisa hapal jumlah kepala keluarga di sana dan itu akan diberesin. 

Itu saya waktu keluar dari Istana Negara itu dalam hati saya pusing jadi menterinya ya kalau Presiden-nya mengerti semua. Ini sudah menjadi nasib saya bahwa beliau mengerti semuanya. 

Jadi, saya pastikan kalau ke Istana Negara, apa yang saya kerjakan, angkanya itu mesti bisa saya pertanggungjawabkan. Beliau masalah detil pekerjaan luar biasa.

Peliput: Yanuar Riezqi Yovanda

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Perbedaan SBY-Jokowi di Mata Mendag M Lutfi: Pak Jokowi Itu Detail Banget, Tegas dan Hafal Angka, 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved