Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Dessy Pramudiani Dosen Jambi, Permasalahan Peserta Didik Saat Pandemi Covid-19

Tribunjambi.com berhasil mewawancarai Dessy Pramudiani, seorang dosen, psikolog, sekaligus Wakil Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wilayah J

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
istimewa
Dessy Pramudiani, seorang dosen, psikolog, sekaligus Wakil Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wilayah Jambi 

Tetapi masalahnya ketika menghadapi pembelajaran. Jadi cara mereka menanganinya dengan adanya keluarga lain. Kan nggak mungkin mereka tinggal sendiri, jadi dengan sesama komunitasnya untuk saling melakukan support.

Sedangkan, jika mereka dekat dengan keluarga, itu masalahnya lain lagi. Ada sebutannya kekerasan emosional.

Kenapa? Karena orang tua kerja di rumah, anak-anak pun sekolahnya atau kuliahnya dari rumah. Nah orang tua kan lebih mudah memantau.

Bentuk kekerasan emosional dalam arti seperti klaim 'begitu saja nggak bisa', 'begitu saja harus orang tua yang turun tangan'.

Selanjutnya, belum lagi dari adek-adek kita yang TK, SD. Mereka kan butuh orang tua untuk mendampingi 100 persen.

Jadi, ada kegiatan membandingkan orang tua terhadap yang dilakukan anaknya.

Dan hal itu bisa terjadi bullying orang tua terhadap anaknya secara tidak langsung.

Kemudian menjadi toxic parenting, tanpa disadari oleh orang tua. Padahal niatnya mau memotivasi, tetapi yang diterima si anak itu menjadi berbeda.

Tribun Jambi: Kalau kasus seperti itu, bagaimana penyelesaiannya?

Dessy Pramudiani: Komunitasi antara orang tua dan anak harus terjaga dengan baik.

Karena pada kondisi itu, orang tua tidak tahu itu salah, dan anak tidak bilang itu salah.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved