Langkah Indonesia Hadapi 'Bentrokan' dengan China Disorot Media Amerika, Perairan Natuna Terancam
Ketegangan Indonesia dengan Tiongkok di perairan Natuna tak bisa luput perhatian TNI, setelah China menklaim 90 persen LCS merupakan wilayahnya.
Langkah TNI Indonesia Hadapi 'Bentrokan' dengan China Disorot Media Amerika, Perairan Natuna Terancam
TRIBUNJAMBI.COM - Ketegangan Indonesia dengan Tiongkok di perairan Natuna tak bisa luput perhatian TNI, setelah China menklaim 90 persen Laut China Selatan adalah wilayah teritorialnya.
Bukan hanya Indonesia yang berpotensi konflik dengan China, tetapi negera-negara di Asia Tenggara yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.
Situasi di Laut China Selatan akhir-akhir ini tengah jadi sorotan lantaran keberadaan tentara nasional Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Situasi ini diperparah dengan provokasi Amerika Serikat di wilayah tersebut.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran negara-negara di dunia belakangan ini.
Kemungkinan pecahnya bentrokan China dan AS di wilayah tersebut juga banyak menjadi perbincangan.
• China Dikepung Amerika dan Sekutunya di Laut China Selatan,Xi Jinping Langsung Lakukan Tindakan Ini
• Indonesia Melongo Diperas China Jadi Pabrik Listrik, Menteri Luhut Mendadak Cemas Karena Ini
• Jepang Mulai Menghawatirkan! Jumlah Gadis Kurang Pengalaman Bercinta Meningkat, Begini Akibatnya
Mengutip Kompas.com (20/12/2020), sebuah laporan tentang potensi bentrokan China dan AS muncul dari South China Sea Probing Initiative (SCSPI), sebuah lembaga pemikir yang berfokus pada masalah keamanan di sekitar wilayah yang diperebutkan.
Laporan itu menyoroti kemungkinan bentrokan "tak terduga" antara kedua negara kuat, AS dan China, di tengah ketegangan yang meningkat.
Sementara itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang waspada terhadap pencaplokan wilayah Laut China Selatan oleh China. Apa yang telah dipersiapkan Indonesia?

Menurut laporan Forbes, sebuah majalah bisnis yang berpusat di Amerika, yang ditulis Davis Axe (8/7/2020), Departemen Luar Negeri AS pada Juli 2020 mengizinkan Indonesia untuk membeli hingga delapan transportasi tiltrotor V-22 Osprey dari Bell-Boeing dengan biaya sekitar $ 2 miliar, yang mana jumlah tersebut sudah termasuk suku cadang.
Wilayah Indonesia, yaitu Natuna, diyakini menjadi salah satu sasaran pencaplokan oleh China.
Seperti yang dijelaskan lembaga pemikir California RAND, "Natuna adalah sumber ketegangan yang terus berlanjut di kawasan ini."
Dikatakan bahwa Natuna miskin, tetapi perairannya kaya akan gas alam dan juga ikan. Hal itulah dikatakan menyebabkan Cina cemburu pada pulau-pulau tersebut.
Meskipun tidak ada yang secara serius mempermasalahkan bahwa Kepulauan Natuna adalah milik Indonesia, apa yang disebut dengan "sembilan garis putus-putus" -sebagian terjauh dari klaim tidak resmi Tiongkok atas Laut Cina- meluas hingga ke zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 mil yang mengelilingi kepulauan itu.
• Amerika Cemas China dan Rusia Gunakan Senjata Nuklir, Joe Biden Mendadak Jadi Begini, Takut Hancur?
• Pasukan Malaysia Porak-poranda Diganyang Marinir, Ini Sejarah Kelam yang Ditutupi Inggris dari Dunia